Jepara – Tradisi lomban di Jepara diawali dengan Arak-arakan kerbau yang akan digunakan untuk larung sedekah laut tradisi Pesta Lomban Syawalan di Kabupaten Jepara tahun ini berjalan lebih meriah.
Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi, wabup Dian Kristiandi dan jajaran forkompinda, kepala OPD dan ratusan warga ikut berjalan kaki sejauh 1,5 km mengarak kerbau tersebut.
Rute arak-arakan kerbau dimulai Jumat (22/6) pagi dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu hingga Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jobokuto, Jepara.
Sepanjang jalan, warga menyemut ikut menyaksikan arak-arakan yang digelar saat Bodo Kupatan tersebut. Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan jika dibandingkan tahun lalu, arak-arakan kali ini memang lebih meriah. Berbagai elemen mulai dari pemkab, Polri/TNI, hingga masyarakat ikut terlibat dengan antusias dalam arak-arakan tersebut.
Kerbau yang diarak itu selanjutnya disembelih. Kepala kerbau itu yang akan dilarung ke laut saat Pesta Lomban Syawalan yang digelar Sabtu (23/6) di perairan setempat.
Tradisi ini sudah berjalan bertahun-tahun di kalangan nelayan Jepara. Pesta Lomban merupakan ekspresi syukur nelayan kepada Tuhan YME karena hasil laut yang melimpah selama setahun terakhir. Lewat tradisi itu pula, nelayan memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar hasil melaut tetap melimpah selama setahun mendatang.
Panitia kegiatan, Suhendro mengatakan, arak-arakan kerbau merupakan salah satu dari rangkaian Pesta Lomban Syawalan. Usai arak-arakan, kegiatan dilanjutkan ziarah ke makam Ciklanang dan Mbah Ronggo yang ada di kawasan Kecamatan Jepara Kota. Dua tokoh itu merupakan sesepuh kalangan nelayan di Kabupaten Jepara.
“Nanti malam ada pagelaran wayang kulit di TPI Ujungbatu. Baru keesokan harinya prosesi larung kepala kerbau dilaksanakan. Ini tradisi yang kaya makna sehingga layak untuk dilestarikan,” tandas Camat Jepara ini.