Demak – Haul Sultan Abdul Fatah yang ke 517 yang diselenggarakan  Kamis malam (6/2) di seputaran Masjid Agung Demak dan alon alon kota sungguh sangat meriah. Ribuan warga yang memadati arena pengajian dengan tertib mengikuti setiap acara. Tidak hanya datang dari Demak saja tetapi ada yang datang dari Kudus, Grobogan dan Jepara.

Hadir dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Taj Yasin, Kepala Kantor Wilayah kemenag Jawa Tengah,Bupati Demak dan Wakil Bupati  dan juga jajaran Forkopimda Demak. Selain itu hadir pula alim ulama sekabupaten Demak . Banon NU Banser, Ansor dan Fatayat. Adapun penceramah adalah Habib Lutfie dan KH Muafiq dengan iringan grup sholawat Azzahir pimpinan Habin Zaenal Assegaf.

Wakil Gubernur Taj Yasin dalam kesempatan itu mengunngkapkan kegembiraannya atas hadirnya ribuan warga dalam rangka melestarikan tradisi ulama yang menyelenggarakan do’a bersama untuk para pendahulu. Selain itu ia mengajak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan juga keamanan atau kondosifitas Demak.

Sedangkan Bupati Demak HM.Natsir malam tadi sempat menyapa seluruh yang hadir terutama para pemuda yang tergabung dalam syekhermania,Azzahir Mania , Banser ,Ansor dan Fatayat. Bupati berharap kegiatan Haul ini menambah kecintaan kita terhadap para ulama oleh karena ikuti tausiyah dari para penceramah.

Ditempat yang sama Gus Muafiq dalam tausiyahnya yang pertama menjelaskan tradisi adat budaya jawa yang dipadukan dengan Islam. Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa di Jawa sudah ada agama Hindu yang budayanya cukup tinggi. Setelah masuknya Islam maka budaya Hindu dipadukan dengan budaya islam sehingga tercipta kekuatan yang luar biasa.

“ Salah satu peninggalan Islam dahulu yang masih bisa kita saksikan adalah Masjid Demak dan jug makam Sunan Kalijaga dan Sultan Fatah yang kita peringati haulnya malam ini. Haul inilah perpaduan tradisi Hindu dan Islam yang sampai sekarang kita lestarikan “, kata KH. Muafiq.

Di tempat yang sama Habib Lutfi bin Yahya ulama kharismatik dari Pekalongan menekankan untuk menggalang persatuan dan kesatuan seluruh umat Islam di Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka tahun 1945 merupakan hasil perjuangan para pendahulu dari penjajah. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan NKRI sampai titi darah penghabisan.

“ Saya bertanya pada anda semua relakah jika negara kita Indonesia ini di pecah belah jawab yang keras “, ujar habib Lutfi dengan nada yang tinggi. Kemudian yang hadir menjawab dengan serempak “tidaaak”. Selanjutnya Habib Lutfie berpesan jika tidak mau dipecah belah kita harus meningkatkan persatuan dan kesatuan antar umat Islam. Jangan mau diprovoksi dalam bentuk apapun.