Demak – Suara sirine di Sabtu pagi (07/10/2017) yang dibunyikan oleh Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek, bersama-sama dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Bupati Demak M Natsir, menandai dimulainya pelaksanaan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) tahun 2017. Belkaga yang merupakan langkah akselerasi untuk mewujudkan Keluarga Indonesia Bebas Kaki Gajah pada tahun 2020.

Seperti diketahui bahwa pada bulan Oktober, setiap penduduk yang tinggal di kabupaten/kota endemis penyakit Kaki Gajah di seluruh wilayah Indonesia secara serentak minum obat pencegahan penyakit kaki gajah, Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)

Obat pencegahan Filariasis diminum satu kali setahun, selama 5 tahun berturut-turut. POPM ini sangat penting dilaksanakan oleh setiap orang di wilayah yang menjadi sasaran, karena POPM bersifat perlindungan perorangan.

Pencanangan BELKAGA tahun 2017 dipusatkan di Desa Jatisono, Kecamatan Gajah Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pemilihan Kabupaten Demak didasarkan pada pertimbangan bahwa Kabupaten Demak termasuk salah satu daerah endemis Filariasis. Tahun 2017, sebanyak 150 Kabupaten/Kota secara serentak akan melaksanakan kegiatan POPM yang dimulai sejak hari ini sepanjang Bulan Oktober.

Kemenkes mencatat, sebanyak 236 Kabupaten/Kota merupakan daerah endemis Filariasis. Tahun ini, sebanyak 86 Kabupaten/Kota telah selesai melaksanakan POPM selama 5 tahun berturut-turut.

Sementara itu, 150 Kabupaten/Kota yang melaksanakan POPM tahun ini, terdapat 4 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang baru memulai kegiatan POPM, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Grobogan. Karena kempatnya berada di Jawa Tengah, maka pencanangan BELKAGA tahun ini pun akan dilaksanakan di Jawa Tengah.

Pemerintah Indonesia bertekad mewujudkan indonesia Bebas dari penyakit Kaki Gajah atau Filariasis pada tahun 2020. Upaya pengendalian Kaki Gajah di Indonesia dimulai sejak 47 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1970. Sejak tahun 2002, Indonesia telah memulai tahap akselerasi untuk mempercepat pencapaian pengendalian Filariasis di Indonesia, salah satu upayanya melalui POPM untuk memutus mata rantai penularan Filariasis.

Dalam sambutannya, Menkes menekankan bahwa dibutuhkan kerja bersama untuk mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan. Maka, pada kesempatan tersebut, Menkes memberikan apresiasi tinggi kepada 13 Kabupaten/Kota yang tahun ini berhasil mendapatkan sertifikat eliminasi Filariasis .

Pada kesempatan tersebut, Menkes juga secara simbolis memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada Bupati Demak untuk diteruskan kepada para ibu hamil dan Balita di wilayah Kabupaten Demak.

Melalui integrasi dan kolaborasi program lintas sektor dalam satu semangat yakni Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, diharapkan percepatan pencapaian tujuan dapat diwujudkan. PIS-PK hadir dengan semangat untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.

Salah satu kegiatan PIS-PK berupa kunjungan rumah misalnya, sangat berguna bagi masyarakat karena dapat menceritakan status kesehatan anggota keluarganya. Hal ini tentu bermanfaat dalam penemuan kasus atau pengobatan dini Filariasis, hingga perawatan bagi penderita.

Strategi yang tidak hanya berfokus pada pengobatan, namun juga intervensi pada pengendalian vektor penyakit dan lingkungan, serta peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan mempercepat terwujudnya cita-cita bersama, yakni keluarga Indonesia yang sehat, bebas dari penyakit Kaki Gajah.