Demak – Saat ini desa-desa sentra penghasil garam di Demak mulai panen raya . Jika anda melewati desa Kedungmutih , Babalan ,Kedungkarang, Kendalasen dan Berahan Wetan akan melihat hamparan Kristal putih di area petambakan. Selain itu juga ramainya petambak sedang memanen lahannya.

Seperti  halnya jika kita melewati desa Kedungmutih ke  arah desa Babalan dan juga dukuh Menco desa Berahan Wetan sepanjang perjalanan kita melihat zak-zak garam disepanjang jalan. Garam-garam itu dikirim ke berbagai  kota di  Jawa dan luar Jawa yang membutuhkan. Meski harga garam mulai turun namun hal itu tidak berpengaruh pada kegiatan pembuatan garam.

Musa Abdillah salah satu petambak garam dari desa Kedungmutih mengatakan , tahun ini petambak  garam untung besar dibandingkan tahun-tahun yang sudah. Harga garam pada tahun ini sunggu luar biasa bagaikan mukjizat. Satu Kwintal garam bisa mencapai 350 ribu rupiah. Padahal tahun sebelumnya harga garam paling tinggi 50 ribu rupiah setiap kwintalnya.

“ Ya meski hanya beberapa hari saja dirasakan petambak namun sampai saat ini efeknya masih bisa dirasakan , meski sudah penan raya harga garam perkwintalnya masih dikasaran 100 ribu lebih. Bahkan ketika dibeli dibawahnya banyak yang dimasukkan ke dalam gudang “, kata Musa Abdillah yang juga berprofesi sebagai Guru Madrasah.

Musa mengatakan petambak mulai memasukkan garamnya ketika harga mulai turun lebih separuh dari harga awal. Pertimbangan mereka selain untuk mengendalikan harga agar tidak turun drastic . Gudang-gudang mereka masih kosong efek kemarau basah tahun kemarin. Akibatnya tidak banyak petambak garam yang menikmati harga garam tinggi.

“ Entah permainan tengkulan atau apa saya tidak tahu namun harga garam terus menurun meski harga di level masih bagus. Nah untuk mengatasi penurunan harga yang drastic itu petambak mulai memasukkan garam ke dalam gudang. Harapan mereka harga bisa naik kembali selain itu juga untuk simpanan”, tambah Musa

Menurut Musa cuaca tidak dapat diprediksi  secara tepat itulah menjadi alasan mereka menyimpan garamnya. Selain itu kondisi mendung menjadi pertimbangan mereka . Siapa tahu musim hujan datang lebih awal  sehingga panen garam usai. Jika mereka mempunyai simpanan garam di dalam gudang dapat dipastikan harga garam akan naik jika stok garam terus menipis.

“ Mereka tidak berpikir Negara impor garam atau tidak , pengalaman mereka yang menjadi pedoman jika musim hujan banyak harga garam pasti tinggi. Hal itu sudah mereka buktikan. Banyak mereka yang naik haji ,umroh .merenovasi rumah ,membeli motor ,hingga mobil dari penjualan garam ini “, katanya menutup sua dengan  kabarseputarmuria.com (Muin)