Jepara – Kecamatan Kedung saat ini merupakan salah satu lumbung padi di kabupaten Jepara , karena beberapa desa masih mengandalkan padi sebagai penghasilan warganya . Desa desa yang merupakan sentra penghasil padi misalnya desa Sowan Lor , Sowan Kidul , Tedunan, Karangaji , Bugel dan yang lainnya. Namun demikian cuaca  yang kurang baik akhir-khir  menjadikan hasil padi tidak bisa merata.

Sebagian di panen dengan hasil yang bagus , namun beberapa tempat lainnya hasilnya kurang baik. Namun demikian secara keseluruhan jika dihitung petani tidak mengalami kerugian , tetapi kembali modal. Sehingga untuk MT 2 atau gadu nantinya diharapkan petani dapat untung dari tenaga yang dikeluarkan pada MT 1.

“  Karena cuaca yang kurang mendukung untuk MT 1 ini hasil padi tidak bisa sama . Sebagaian yang panen awal bagus ,tetapi yang panen belakangan bagus . Persoalannya tanam padi yang tidak sama itulah juga menjadi penyebabnya “, kata Tas’an (62) petani asal desa Sowan Kidul pada kabarseputarmuria.com

Tas’an mengatakan jika panen padi bagus sekali panen saja petani sudah bisa untung . Bisa mengembalikan biaya sewa lahan , bibit , obat ,pupuk dan tenaga kerja. Bahkan jika harga gabah bagus maka keuntungan petani bisa berlipat. Namun demikian kendala bertani cukup banyak selain karena cuaca juga masalah pengairan. Jika airnya kurang panen juga kurang bagus , begitu juga jika banjir petani juga rugi total.

Tetapi menurut pengalamannya yang puluhan tahun menggarap sawah ,bahwa usaha pertanian masih bisa diandalkan untuk menghidupi kebutuhan keluarga dan kebutuhan lainnya. Namun sayangnya pemilik sawah jarang menggarap sendiri lahannya , sehingga banyak yang disewakan kepada orang lain. Padahal jika digarap sendiri hasilnya bisa lebih banyak jika hanya disewakan kepada penggarap.

Salah satu kendala petani yang paling sulit adalah mengatasi penyakit beluk misalnya. Petani mencoba mengatasi sendiri tanpa ada bantuan fihak lain. Meski sudah ada penyuluh lapangan namun mereka banyak kerja di kantor. Seharusnya para penyuluh itu terjun ke lapangan menemui petani dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi penyakit. Benar- benar memfungsikan pen penyuluh lapangan.

Selain itu perlu juga pembangunan infrastruktur pertanian seperti , jalan tani untuk mengangkut hasil pertanian, Saluran air untuk pengairan dan juga pembangunan embung atau bendung untuk menyimpan air . Tak ketinggalan juga alsintan ( Alat mensin pertanian ) juga penting untuk mengolah lahan dan juga panen. Jika semua itu dijalankan kesejahteraan petani yang selalu disampaikan oleh pemerintah pusat akan terealisasi.

“ Terus yang tidak kalah pentingnya juga para perangkat desa yang mempunyai bengkok sawah , mau menggarap lahannya akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan petani sendiri. Mau tidak mau mereka sering ke sawah dan tahu apa permasalahan dan kebutuhan para petani “, tambah Tas’an yang juga pensiunan pegawai kecamatan. (Muin)