Jepara – Desa Pecangaan Kulon kecamatan Pecangaan adalah salah stu desa yang masih melestarikan tradisi dan adat budaya leluhur. Setahun sekali desa ini menggelar Selamatan desa dalam rangka Haul Mbah Buyut Malang Kusumo cikal-bakal dan juga leluhur warga desa Pecangaan Kulon. Haul ini dilaksanakan setiap Bulan Apit (Dzulqo’dah).
Adapun pelaksanaan haul ditempatkan di halaman makam mbah Malang kusumo di desa Pecangaan Kulon tepatnya Jalan Pecangaan – Karangrandu. Dalam acara haul ini selain selamatan juga di gelar pengajian umum. Selain di hadiri warga desa Pecangaan Kulon juga di hadiri beberapa warga desa tetangga.
“ Ya acara haul ini rutin setiap tahun sekali di gelar disini , yang memelopori ya jamiyah pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak. Dibantu dengan pemerintahan desa . Biaya ya ditanggung secara swadaya dari warga “, ujar Salamun warga desa Pecangaan Kulon pada kabarseputarmuria usai acara haul.
Ibu Sutiah Juru kunci makam Mbah Kusumo Pecangaan Wetan mengatakan komplek makam Mbah Kusumo ini sudah ada sejak ia masih kecil. Dulu yang menjadi juru kunci adalah eyangnya , selanjutnya di lanjutkan oleh ayahnya setelah eyangnya meninggal. Begitu pula ketika ayahnya meninggal iapun menggantikan sampai sekarang.
“ Yang dimakamkan disini selain Eyang Kusumo juga keluarga lainnya diantaranya Syeh Maulana Ibrahim , raden Ayu Mintarsih , Raden Joko Klinting mereka itu semua cikal bakal atau yang mbabat alas desa Pecangaan Kulon ini “, ujar Ibu Sutiah yang rumahnya bersebelahan dengan komplek makam Eyang Malang Kusumo.
Selain ramai di hari haulnya , makam eyang kusumo ini juga ramai di ziarahai warga desa Pecangaan Kulon dan sekitarnya hari Senin dan Kamis sore. Mereka datang berziarah untuk berdo’a dan ngalap berkah dari leluhur desa. Selain itu di hari-hari tertentu ada juga warga yang datang untuk ngluari ujar untuk sesuatu hal.
Menurut Ibu Sutiah , makam Eyang Malang Kusumo merupakan salah satu wahana pemersatu warga desa semuanya. Sehingga dengan adanya haul setahun sekali di komplek makam ini warga semuanya terlihat kompak dalam hal pelaksanaan. Baik dari segi penyiapan tempat , penyambutan , penyediaan selamatan semua ditangani oleh warga secara gotong royong.
“ Ya saya merasakan sendiri adanya keberkahan semua warga dengan pelaksanaan haul atau selamatan desa di sini. Sehingga saya sebagai orang yang ngrumati pesareyan juga terima kasih kepada warga”, tambah Ibu Sutiah.
Dalam hal perawatan makam ini didanai secara swadaya oleh warga , terutama kas dari ibu-ibu pengajian jika ada dana lebih maka diadakan perawatan dengan pengecatan dan juga pembangunn kecil-kecil. Rencanya selanjutnya adalah membuat Gapura masuk ke makam sehingga warga lain mengetahui bahwa di tempat ini adalah pesareyan leluhur desa Pecangaan Kulon. (Muin)