Kudus – Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kudus masa khidmah 2016-2020 resmi dikukuhkan. Pengukuhan digelar di Aula Balai Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Sabtu malam (29/7/2016) ini.

Pengukuhan dilakukan oleh Komandan Satkorwil Jawa Tengah, Dr. Hasyim Asy’ari disaksikan oleh Rois Syuriyah PCNU Kudus, KH. M. Ulil Albab Arwani, perwakilan dari Badan Otonom (Banom) PCNU dan ratusan anggota Banser di Kota Kretek.

Usai pengukuhan, Hasyim Asy’ari berpesan agar para anggota Banser menata pikiran dan hati, yaitu semata-mata mencari ridlo Allah SWT. ‘’Ini yang paling penting. Selain itu, Banser adalah organisasi, sehingga pimpinan harus memaham aturan organisasi,’’ katanya.

Ayik –sapaan akrab Komandan Banser Satkorwil Jawa Tengah- itu, menambahkan, Banser sebagai bagian dari Ansor, sehingga tidak boleh berjalan atau bergerak sendiri, tanpa sepengetahuan Ansor. ‘’Selain itu, Banser juga bagian dari NU, maka apapun yang dilakukan, harus sepengetahuan NU,’’ tegasnya.

Lebih lanjut Ayik memaparkan, lantaran Banser itu bernaung di bawah bendera besar NU, maka menjaga baik nama (marwah) organisasi dan kiai adalah sebuah keniscayaan. ‘’Karena kita di bawah naungan kiai, maka kegiatan yang tidak boleh dilupakan adalah mengaji. Kalau dekat dengan kiai tapi tidak bisa mengaji, ya ngisin-ngisini (memalukan-Red),’’ pesannya.

Kendati begitu, ia juga mengingatkan agar para anggota Banser selalu siap mengemban tugas yang ada. ‘’Banser itu ujung tombaknya Ansor dan NU, maka harus sering latihan. Pengurus harus ngurusi, bukan diurus, apalagi sampai jadi urusan,’’ tegasnya dalam pengukuhan yang dirangkai dengan halalbihalal itu.

Sementara itu, tausiyah dalam kesempatan itu disampaikan oleh Rois Syuriyah PCNU Kudus, KH. M. Ulil Albab Arwani, yang berpesan agar manusia selalu meminta ampun kepada Allah atas salah dan dosa yang dilakukan.

‘’Allah SWT. itu Maha Mengampuni. Dan dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa setiap orang (manusia) pasti pernah melakukan salah (dosa), dan sebaik-baik orang yang salah atau berbuat dosa adalah yang memohon ampun atau mau bertaubat,’’ katanya. (*)