Jepara  –  Bantuan untuk petambak garam lima tahun ini terus mengalir ini semua ditujukan untuk kesejahteraan dan peningkatan ekonomi kelurga mereka. Berbagai bantuan setiap tahun diluncurkan selain bentuk uang ada juga bantuan bentuk barang. Yang terakhir jumlahnya cukup besar yaitu plastic untuk meja kristalisasi atau lazim disebut geo Isolator.

Bantuan geo isolator ini jumlah terbesar sepanjang sejarah bantuan untuk petambak garam. Jika di hitung rata-rata nilai rupiah dibagikan dengan jumlah petani . Di Jepara hitungannya mencapai Rp 25 Juta rupiah setiap petambaknya. Sehingga setiap petambak garam jika dirupiahkan paling sedikit mendapatkan bantuan Rp 10 – Rp 30 juta setiap petambak garam.

“ Nilai bantuan pergulung geo Isolator itu Rp 2,5 juta . Padahal setiap petambak minimal mendapatkan 4 gulung. Jumlah terbanyak ada yang sampai 15 gulung. Namun saya rata-rata per petambak jumlah bantuan senilai Rp 25 juta “, kata Sokhib Ketua Koperasi “Mina Barokah” Surodadi Kedung pada Kabarseputarmuria.com

Sokhib yang pernah mendimpingi petambak dalam program PUGAR mengatakan , geo Isolator itu diharapkan untuk alih teknologi pembuatan garam. Dulunya meja kristalisasi dibuat dari tanah saja , namun setelah ditemukannya teknologi ini maka petambak harus membuat meja kristalisasi tanah dilapisi geo Isolator ini.

Hasilnya cukup bagus setelah petambak menggunakan meja kristalisasi dengan geo Isolator ini kualitas garam ada peningkatan. Selain kondisi garam menjadi bersih , juga warnanya lebih putih. Sehingga ketika dijual ada peningkatan harga sekitar Rp 10 ribu setiap 100 Kg jika dibandingkan denga garam dari media tanah.

“ Hasil dari geo Isolator ini sudah dirasakan oleh petambak , dulu sebelum adanya teknologi baru ini garam tidak bersih masih bercampur tanah. Namun sekarang setelah penggunaan media plastic hitam ini rata-rata garam petambak ada peningkatan kualitas “, tambahnya.

Namun kadang ia menyayangkan sikap petambak dengan adanya penjualan geo isolator ini. Beberapa oknum petambak ada yang nakal karena bantuan itu tidak diterapkan di meja kristalisasi namun dijual kepada orang lain. Ironisnya mereka menjual geo isolator itu dengan harga yang murah. Mereka menjual dengan harga yang cukup murah antara Rp 500 ribu – Rp 700 ribu. Padahal pemerintah membeli geo Isolator itu seharga Rp 2,5 juta rupiah.

“ Itulah yang membuat saya malu sebagai pendamping PUGAR karena tidak mengawal bantuan itu. Namun saya bertekad jika ada yang sengaja menjual dan katahuan akan saya laporkan pada polisi mereka bisa masuk penjara “, kata Sokhib di hadapan ratusan petambak garam Jepara yang mengikuti acara sosialisasi koperasi . (Muin)