Jepara  – Kementrian Kelautan dan Perikanan dua tahun ini bekerja keras untuk kesejahteraan petambak  garam dengan menggelontorkan berbagai bantuan. Yang cukup besar nilainya adalah bantuan geoisolator pada meja kristalisasi untuk meningkatkan kualitas garam. Namun demikian bantuan tersebut dinilai petambak belum menyejahterakan petambak karena harga garam saat ini jatuh di bandingkan tahun sebelumnya.

Sokhib tenaga pendamping PUGAR Jepara mengungkapkan , bantua geo isolator memang bisa meningkatkan kualitas garam . Dulu sebelum ada bantuan geo Isolator kualitas garam dari Jepara dipasaran rata-rata umum. Namun setelah ada bantuan ini bisa meningkat menjadi kualitas II atau I . Sehingga dari fisiknya terlihat putih dan bersih meskipun untuk masuk ke ranah garam industry masih ada persyaratan yang harus terpenuhi.

PUGAR F

“ Kalau saya melihat kini garam Jepara dengan adanya bantuan geo isolator ini , rata-rata sudah bagus putih dan bersih . Namun sayangnya tidak diimbangi dengan harga yang bagus bahkan musim ini harga dinilai petambak turun . Akibatnya masih banyak petambak garam yang menahan garamnya di dalam gudang”, kata sokhib pada kabarseputarmuria.com.

Untuk idealnya harga garam di tingkat petani minimal Rp 25 ribu di lahan untuk garam kualitas umum. Sedangkan kualitas diatasnya paling tidak terpaut  Rp 10 ribu setiap 100 Kg. Namun demikian di lapangan saat ini harga garam umum di lahan paling tinggi di harga Rp 20 ribu bahkan ada yang kurang jika lahan jauh dari jalan raya. Justru harga garam saat panen raya dengan usai panen raya lebih tinggi ketika panen raya.

“ Padahal pada tahun-tahun yang lalu dipastikan ada kenaikan harga yang signifikan ketika musim penghujan tiba. Namun kini harga garam terpuruk ketika musim penghujan tiba. Inilah yang harus di pikirkan oleh pemerintah bagaimana harga garam layak untuk petambak”, tambah Sokhib

PUGAR G

Ia pernah menghitung , dengan asumsi tanah garam sewa dan tenaga harian garap garam di hitung semua . Kalau harga garam ditingkat petani Rp 20 ribu perkwintal baru balik modal petani belum mendapatkan keuntungan apa-apa . Apalagi jika harga dibawahnya petambak garam jelas mengalami kerugian.

Berkaitan dengan bantuan geo isolator KKP tahun 2016 menggelontorkan kembali bantuan untuk petambak garam. Dalam sosialisasi kemarin untuk Jepara sendiri bantuan yang akan diterima senilai Rp 1,7 Milyar jika diasumsikan dengan jumlah petambak yang menerima  rata-rata per petambak garam menerima bantuan senilai Rp 25 juta. Ia mengakui jika KKP terus melakukan pendampingan petambak garam dari segi kualitasnya.

“ Mudah-mudahan dengan cairnya bantuan geo isolator ini semua petambak garam bisa merasakan dan yang terpenting tidak ada penyalahgunaan bantuan itu. Jika peruntukkan untuk lahan garam juga betul digunakan untuk lahan garam bukan dijual atau ditempatkan di tempat lain”, harap Sokhib. (Muin)

Foto-fota : Koleksi Mbah Sokhib