Rembang – Salah satu tempat keramaian di kota adalah Alon-alon atau tanah lapang berbentuk lingkaran atau oval yang berada di tenga kota. Biasanya alon-alon berdekatan dengan pusat pemerintahan yaitu Kantor Bupati . Hal sama juga dengan kota Rembang namun bedanya alon-alon kota Rembang berada di jalur Pantura Timur yang menuju ke kota Surabaya.
Alon-alon Rembang bagi warga kota merupakan tempat untuk bersantai seluruh anggota keluarga. Sehingga tidak mengherankan jika alon-alon ini menjadi salah satu icon wisata local bagi warganya. Selain melihat pemandangan disekitar alon-alon warga bisa menikmati berbagai macam kuliner. Selain itu tempat ini juga sebagai ajang pertemuan berbagai komunitas yang ada di Rembang.
Salah satunya adalah komunitas REKOT ( Rembang Kota Reptil ) setiap hari Minggu komunitas ini mengadakan kopdar (kopi darat) antara sesame pecinta reptile. Selain sebagai ajang ngobrol bareng bertukar pengalaman juga sebagai ajang pamer berbagai macam jenis reptile yang dipelihara komunitas. Ada banyak reptile yang dipelihara diantaranya Ular , Kura-kura , Biawak dan masih banyak lagi yang lainnya.
“ Tujuan kita mendirikan REKOT ini adalah menampung kegiatan para pecinta reptile di kota Rembang ini. Selain itu sebagai ajang berbagi informasi seputar pemeliharaan reptile . Jumlah anggota kami saat ini sudah ada 25 orang “, ujar Minan aktifis Komunitas Rekot Rembang pada kabarseputarmuria.com
Minan mengatakan sejak lama ia suka akan hewan reptile terutama ular. Di rumahnya ada puluhan ular yang ia pelihara. Sesekali peliharaannya itu ia bawa ke Alon-alon untuk berinterkasi dengan warga Rembang. Sore itu ia membawa Ular Sanca jenis kembang umurnya kurang lebih 1,5 tahun. Ular dengan panjang hampir dua meter ini menjadi perhatian warga Rembang yang jalan-jalan di alon-alon.
“ Memelihara hewan melata ular ini tidak sulit. Selain jinak makanannya juga mudah yaitu tikus putih . Seminggu sekali kita sediakan tikus putih yang kita beli di toko penjualan hewan. Mestinya tikus liar sih nggak apa-apa tapi takutnya ular akan sakit karena tikus liar bawa penyakit “, Tambah Minan.
Menurut Minan kegiatan mencintai hewan jenis reptile ini banyak manfaatnya selain sebagai perwujudan cinta hewan juga bisa melestarikan hewan langka. Jika tidak ada kegiatan pemeliharaan hewan langka ini nantinya hewan-hewan itu bisa punah karena habis oleh ganasnya alam dan manusia. Selain itu kadang kegiatan ini bisa menghasilkan uang karena ada kegiatan jual beli hewan peliharaan seperti yang lainnya.
“ Intinya kita memberikan contoh kepada masyarakat agar selalu mencintai sesame mahluk ciptaan tuhan. Dengan kita cinta dengan hewan setidaknya kita juga melestarikan lingkungan hidup kita “, kata Minan. (Muin)