Demak – Bagi sebagian orang profesi wasit sepak bola bukan merupakan profesi yang menjanjikan. Sehingga jarang melirik profesi ini sebagai tambahan penghasilan. Padahal jika profesi ini ditekuni dengan baik bisa dijadikan lahan pekerjaan yang bisa menghidupi seluruh anggota keluarga.

Hal itu dikatakan Sutadi (60) warga desa Trengguli RT 02 RW 05 kecamatan Wonosalam yang merupakan mantan wasit sepak bola PSSI yang kerjanya di seluruh wilayah Indonesia. Sutadi yang dulunya adalah pemain bola sudah melanglangbuana di seluruh pelosok nusantara sebagai wasit di berbagai turnamen tingkat nasional.

“ Kalau boleh dibilang hampir seluruh kota besar di Indonesia sudah pernah saya singgahi. Ketika berlangsung event bola di tanah air bergulir saya jarang di rumah karena harus kerja jadi wasit “, kata pak Tadi pada kabarseputarmuria.com

Memang orang kadang memandang profesi wasit sepak bola kurang menjanjikan daripada profesi yang lain. Namun setelah menjalani puluhan tahun pak Sutadi telah merasakan manisnya hasil dari bekerja sebagai Wasit nasional PSSI. Selain bisa menghidupi keluarga , menyekolahkan anak sampai merehab rumah semua dari kerja sebagai wasit.

“ Kalau saya dulu sekali pertandingan setingkat nasional per pertandingan  sudah ada hitungan Jt , transportasi dan akomodasi sudah disediakan oleh panitia . Bahkan untuk peralatan kerja baik baju, sepatu dan yang lain disediakan oleh PSSI “, aku pak Sutadi yang kini sebagai pengurus sebuah KUD di Demak.

Untuk gaji atau honor sudah lebih dari cukup untuk membiayai hidup keluarga. Kadang kala ada rejeki lain dari profesi sebagai wasit ini. Misalnya ada tanda terima kasih dari beberapa panitia karena pertandingan berjalan sukses. Malah kadang ada juga yang menawarkan uang panas sebelum pertandingan dan nilainya lebih besar dari honor memimpin pertandingan.

“ Soal suap menyuap di dunia persepakbolaan saya akui ada . Saya sendiri sering menjalaninya . Mereka kesemuanya ingin mengatur pertandingan agar klubnya menang , seri atau yang lain. Jika itu saya terima tambah banyak hasilnya. Namun semua itu saya tolak dengan  halus “, papar pak Sutadi.

Untuk menjadi wasit yang professional ini menurut pak tadi tidak sulit. Setiap waktu PSSI membuka kesempatan bagi khalayak yang ingin menekuni profesi sebagai wasit sepak bola. Selain fisik yang bagus juga diperlukan teknik memimpin pertandingan lewat pelatihan. Untuk pendidikan saat ini masi minimal SLTA tetap S1 juga lebih bagus.

“ Biasanya waktu pelatihannya tidak panjang maksimal satu bulan sudah cukup. Dan pendidikan wasit ini berjenjang mulai dari tingkat kabupaten, provinsi , nasional bahkan ada juga yang setingkat asia atau lebih tinggi lagi “, tambah pak Tadi. (Muin)