Demak – Setiap orang yang lewat jalan Mijen-Wedung tak akan tahu kalau di pertengahan jalan antara Kecamatan Mijen-Kecamatan Wedung terdapat sebuah desa yang bernama DESA PASIR.
Ini dikarenakan Desa Pasir memang berlokasi di seberang tanggul Kali Wulan yang menjulang tinggi sehingga tidak kelihatan dari jalan raya.
Ini juga menyebabkan orang lebih mengasumsikan jika Desa Pasir itu sama dengan Ujung Pasir, padahal itu adalah sama sekali tidak benar. Desa Pasir berkecamatan Mijen, dan sedangkan Ujung Pasir berkecamatan Wedung.
Nah, bagaimana sejarah tentang Desa Pasir?
OK, akan saya coba untuk menceritakan tapi saya tidak bisa menjamin kebenarannya, karena cerita ini saya dapatkan dari nenek saya.
Nama “Pasir” sebenarnya bukan berasal dari kata pasir (jawa: wedi), tapi sebenarnya berasal dari kata “Pesisir”. Ini dikarenakan mungkin pergeseran pengucapan lidah orang jawa dari kata ‘pesisir’ yang lama-lama terucap menjadi kata ‘pasir’, atau mungkin kebanyakan orang lebih praktis dan mudah menyebutkan kata ‘pasir’ dari pada kata ‘pesisir’.
Desa ini disebut “Desa Pesisir” karena memang dahulu wilayah ini adalah batas pantai di wilayah Demak atau disebut pesisir, dan lama-kelamaan menjadi daratan kemudian menjadi tempat hunian atau desa, sedangkan pantai lautan semakin menjorok dan sekarang ada di Wedung, hanya tersisa sungai yaitu Kanal/ Kali Wulan. Hal ini didukung adanya penemuan tumpukan batu bata merah di Desa Jetak yang tekstur warna dan bentuknya sama dengan batu bata merah pada Menara Kudus, yang awalnya diyakini sebuah punden/ tempat sesaji, tetapi setelah diteliti kemungkinan besar itu adalah sebuah menara yang dibangun di tepi pantai pada zaman Kesultanan Demak.
Desa Pasir atau Pesisir ini diapit oleh dua sungai besar, sebelah utara (lor) adalah sungai air asin/laut yang biasa disebut ‘Kali Kanal’ atau ‘Kali Wulan’, sedangkan sebelah selatan (kidul) adalah sungai air tawar yang sering disebut ‘Kali Dudukan’ (entah bagaimana sejarah Kali Dudukan, mungkin dulu sungai buatan dengan cara ‘nduduk’, hahaa grin emotikon ).
Nah, ternyata dua sungai ini menjadi tembok atau perisai bagi warga Desa Pasir dari penjajahan. Karena disaat kalutnya aksi penjajahan beratus-ratus tahun di negeri ini, warga Desa pasir memanfaatkan dua sungai ini untuk pelindung yaitu dengan cara menghancurkan jembatan pada dua sungai tersebut, sehingga desa ini tidak terjamah oleh penjajah dan hidup aman tenteram di dalam desa.
Maka tidak heran meskipun warga pasir sekarang sudah banyak yang religius, beragamanya bagus maupun dalam masalah menguasaan IPTEK, tetapi unsur klasik atau adat-adat mistis yang tidak ada di desa lain masih terjumpai disini karena memang dahulunya jauh dari pengaruh kolonialisme/ imprelialisme penjajahan Belanda dan lain sebagainya.
Dan dalam perkembangan zaman, Desa ini menjadi salah satu desa unggulan di Kabupaten Demak terutama dalam hal pertanian dan perdagangan buah. Banyak warganya tersebar di seantero Indonesia sebagai padagang buah.
Dan desa ini sejak dulu dikenal sebagai daerah pemasok bawang merah untuk daerah Demak dan sekitarnya. Sehingga setiap tahunnya dari desa ini dihasilkan puluhan ton bawang merah yang dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan ada juga yang dibawa ke luar Jawa Tengah. Dari desa Pasir inilah kemudian budidaya bawang merah berkembang ke desa desa lainnya sehingga menambah jumlah produksi bawang di Kabupaten Demak .
Jika kita berkunjung ke desa ini, kita akan menjumpai bawang-bawang merah yang ditata rapi di depan rumah warga sebagai cara untuk menyimpan agar lebih awet jika akan diperlukan. Bawang-bawang merah tersebut selain untuk persediaan bibit yang akan ditanam kemudian, juga dijual bagi yang membutuhkan yang selanjutnya dipasarkan ke pasar-pasar tradisional.
Selain hasil pertanian berupa bawang merah, juga ada hasil pertanian lainnya seperti padi, cabe merah, sayur-sayuran, dan lain sebagainya. Dan selain khas dengan hasil pertaniannya, sekarang desa ini juga sudah mulai ada home industry seperti usaha perbutikan busana muslim dan lain sebagainya.
Semoga dengan perkembangan zaman, Desa Pasir makin maju !, amiin…
*dari sumber yang belum pasti kebenarannya, bagi yang mempunyai sumber lain atau tambahan cerita lain bisa di share di fanspage ini, matur nuwun
Sumber : Desa Pasir Face Book