Jepara – Pegaram yang menggarap lahan garam di kabupaten Jepara sampai saat ini belum menerima bantuan geomembran (terpal) garam dari Kementrian kelautan. Padahal bantuan yang sama telah diterima pegaram kabupaten tetangga Demak. Hal ini membuat beberapa pegaram menunggu-nunggu bantuan itu.

“ Ya gimana lagi ditunggu-tunggu bantuan terpal belum datang ya menggarap lahan seadanya. Maunya sih ada terpal garamnya biar hasilnya bagus. Di tunggu-tunggu sampai sekarang belum datang-datang “, ujar Madenur pegaram dari desa Surodadi kecamatan Kedung pada kabarseputarmuria.

Penggunaan terpal garam ini menurut Madenur bisa meningkatkan kualitas garam. Garam yang dahulunya tidak bisa putih bersih, setelah menggunakan terpal ini hasilnya jauh lebih baik. Beberapa pegaram tahun lalu sudah ada yang mendapatkan bantuan terpal ini.

“ Dengan hasil yang lebih baik ini harga garam juga lebih mahal . Dulu garam dari sini perkeranjang besar paling tinggi laku 30 ribu. Namun setelah memakai terpal ini harganya bisa mencapai 45 ribu – 50 ribu rupiah “, tambah Madenur.

 

20151009_061957

Hal sama juga dikatakan oleh Asnawi pegaram dari desa Kedungmalang. Dia sudah lama menunggu bantuan terpal garam dari pemerintah. Pengajuan dan pendataan sudah satu tahun  yang lalu. Namun sampai saat ini bantuan yang diharapkan belum turun. Jadi ia masih menggunakan meja kristalisasi dari tanah.

“ Habis bagaimana kita tunggu-tunggu tidak ada realisasinya ya terpaksa menggarap lahan apa adanya . Nanti kalau bantuan turun ya kita pasang agar menghasilkan garam dengan kualitas bagus “, harap Asnawi yang telahn puluhan tahun menggarap lahannya.

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan Perikanan Jepara Achit Setiawan menyampaikan, program dari pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam itu sampai saat ini belum bisa dinikmati petani garam di Jepara.

“Dari pemerintah pusat, bantuan terpal akan langsung diterima dinas kami. Selanjutnya, kami akan membaginya ke petani garam melalui masing-masing kelompok,” kata Achit, yang dilansir dari Suara Merdeka Senin (19/10).

Berdasarkan hasil rapat koordinasi terakhir, terpal rencananya akan didistribusikan ke Jepara pada akhir bulan ini. Hanya saja, detail teknis pendistribusian belum dipastikan.

“Kami juga mengkhawatirkan jika hingga akhir tahun tak kunjung dicairkan, kemungkinan akan ada penundaan. Tapi ini ranah pemerintah pusat, termasuk pemberian sanksi ke pihak penyedia barang. Ranah kami hanya sebagai penerima barang,” ucapnya. (Muin/SM-adp)