Demak – Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak Rabu sore (14/10) menggelar acara sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur seluruh warga desa atas rezeki yang berlimpah seraya berdo’a agar desa pesisir ini aman dari berbagai gangguan atau bencana.

Acara sedekah bumi dipusatkan di Balai  desa Kedungmutih yang merupakan kantor desa dan juga pusat pemerintahan desa pesisir dengan menggelar kesenian kethoprak siang sampai malam harinya. Ritual sedekah bumi bagi desa Kedungmutih merupakan acara rutin setiap setahun sekali yang melibatkan seluruh warga desa kedungmutih dengan membuat nasi selamatan yang diwujudkan dalam ambengan dalam berbagai bentuk.

Diantara ada bentuk perahu , ikan , buaya  , kepiting, serta bentuk yang lainnya dan didalamnya berisikan nasi beserta lauk pauk komplit yang kemudian dimakan bersama- sama setelah di do’akan secara berjamaah.

“ Selama hampir lima belas tahun saya menjabat kepala desa Kedungmutih ritual sedekah bumi ini tidak pernah absen sekalipun , meskipun wujudnya tidak selalu nanggap kesenian tradisional kadang-kadang diselingi juga dengan tausiah atau pengajian umum. Selain itu selamatan seluruh desa yang selalu ada sebagai rangkaian acara sedekah bumi untuk kesenian kethoprak sudah lebih lima kali “ , papar Hamdan Sumadi Pj. Kepala Desa Kedungmutih yang ditemui di sela-sela acara sedekah bumi tahun 2015 ini.

Untuk tahun 2015 ini menurutnya , acara sedekah bumi dibuat lebih meriah karena hal ini merupakan akhir masa jabatannya. Dengan  memadukan unsure  kesenian tradisional yang masih diminati oleh masyarakat  kethoprak .  selain memberikan hiburan wagi warganya juga sebagai ajang untuk melestarikan kesenian tradisional.

Dengan digelarnya acara ritual sedekah bumi setiap setahun sekali maka kesenian tradisional akan tetap lestari , karena setiap desa akan nanggap atau mendatangkan kesenian tradisional ini. Dengan digelarnya kesenian tradisional generasi muda yang kurang mengenal apa itu  kethoprak , perlahan-lahan akan tahu kehebatan pentas  kethoprak . Kebanyakan mereka tahu kesenian ini dari televisi, atau yang lainnya .

Acara sedekah bumi yang meriah ini diawali dengan datangnya ambengan dari 29 RT yang ada di desa Kedungmutih yang dikumpulkan secara berjajar dengan kawalan masing-masing anggota RT . Setelah semua datang acarapun diawali dengan ucap selamat datang dan juga terima kasih kepada  dan permintaan maaf kepada semua warga.

Usai sambutan Kepala desa    acara do’a yang pimpin oleh K.H  Ahmad Sa’dun yang diamini seluruh warga yang diamini seluruh warga desa yang menghadiri acara sedekah bumi

Hamdan Pj. Kepala Desa Kedungmutih yang ditemui di sela –sela acara sedekah bumi mengatakan , meskipun  setiap tahun selalu diadakan namun antusias warga dalam menghadiri acara sedekah bumi tidak pernah hilang. Apalagi desa memberikan hiburan kepada warga berupa kethoprak yang jarang mereka nikmati. Ini merupakan obat untuk menyemangati mereka bersama-sama membangundesa.

“ Mudah-mudahan Kepala desa setelah saya masih melestarikan  tradisi yang cukup baik ini. Apalagi ke depan kita memerlukan SDM yang tinggi dalam rangka meneruskan pembangunan desa”, tambah Hamdan yang telah menjabat dua periode dan belum ada keinginan untuk nyalon lagi.

Pada akhir do’a para peserta pun memperebutkan nasi tumpeng dalam setiap ambengan sehingga kelihatan meriah. Semua warga ingin mendapatkan nasi selamatan karena mempunyai nilai berkah tersendiri. Tidak hanya orang dewasa , pria dan wanita nak-anakpun ikut berebut nasi tumpeng.

“ Ambengan yang kami buat ini hasil swadaya setiap anggota RT  yang kami kumpulkan menjadi satu , setiap tahun terus berlangsung . Hal ini mejadi kebiasaan warga sini sehingga ketika diumumkan ada sedekah bumi warga masyarakat dengan sukarela mengeluarkan uang untuk membuat ambengan.” , Ujar Sabarudin Ketua RT 08 RW : 03 yang pada waktu itu membawa ambengan dalam Nasi tumpeng raksasa.

Aacara sedekah bumi berlangsung pagi sampai sore . Namun hal itu  tidak menyurutkan keinginan warga untuk memeriahkan acara sedekah bumi yang digelar setiap setahun sekali . Dengan mengajak seluruh anggota keluarga mereka mendatangi arena sedekah bumi dengan melihat kesenian wayang kulit dan juga do’a bersama .

Selain itu ajang sedekah bumi ini bisa dikatakan sebagai ajang untuk memanjakan keluarga , karena sekembalinya mereka menghadiri acara sedekah bumi ini , biasanya mereka berbelanjan makanan , minuman dan minuman untuk anak-anak mereka.

Dalam acara sedekah bumi ini pedagang yang mremo berjumlah puluhan orang , yang menggelar dagangan di berbagai sudut keramain , biasanya mereka selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain yang menggelar acara yang sama. (Muin)