CIREBON, TRIBUNJATENG.COM –– Sutarjo tak percaya ia selamat dari kecelakaan maut Bus Rukun Sayur. Saat kejadian, Sutarjo sedang tertidur di samping Sunarto, sopir penggantinya.
Begitu terbangun, tubuhnya terlempar dari bus yang mengangkut pekerja bangunan dari kawasan Mampang yang hendak mudik menuju Pati dan Kudus, Jawa Tengah.
Sutarjo adalah sopir utama bus nahas bernomor polisi AD 1543 CF. Sedangkan Sunarto, adalah kenek bus yang ia percaya menjadi sopir aplusan.
Sayangnya, bus yang dikendarai Sunarto malah menghantam pagar pembatas tol dan jembatan penyeberangan orang di KM 202, Tol Palimanan-Kanci sehingga 12 orang tewas dan puluhan terluka.
“Sunarto (sopir yang tewas) itu aslinya kenek. Dia cuma sopir aplusan,” kata Sutarjo saat ditemui di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (14/7) malam.
Sutarjo menuturkan, ia awalnya mengemudikan bus yang berangkat dari kawasan Mampang, Jakarta Selatan pada pukul 09.00 WIB.
Sebanyak 54 penumpang yang diangkutnya adalah pekerja konstruksi proyek pembangunan di kawasan sekitar Jl Gatot Subroto yang hendak mudik ke sekitar Pati dan Kudus.
Sutarjo mengemudikan bus dari Mampang hingga kawasan Cikampek. Bus sempat berhenti di rest area atau tempat peristirahatan untuk mengisi bensin. Ketika itu, Sunarto menawari untuk bergantian menggemudikan karena melihat kondisi Sutarjo yang terlihat mengantuk.
“Sunarto itu menawari saya untuk gantian menyetir bus. Lalu mulai dari Cikampek dia yang bawa bus. Saya tidur di bangku samping sopir,” tutur Sutarjo.
Sutarjo pun tidak mengetahui bagaimana kronologis kecelakaan tunggal itu terjadi. Menurutnya, ia baru sadar bus mengalami kecelakaan setelah terlempar keluar bus.
“Saya lagi tidur di bus, tahu-tahu sudah berada di tanah. Saya nggak tahu bagaimana kronologisnya,” kata Sutarjo yang mengalami patah kaki.
Sutarjo mengaku telah mengenal Sunarto selama empat tahun dan kerap menjadi keneknya. Selain menjadi kenek, Sunarto juga kerap menggantikan Sutarjo mengemudikan bus.