Demak – Puasa identik dengan orchestra pembangun sahur , entah siapa yang mengkoordinirnya saya tidak tahu . Seperti bulan puasa tahun ini orchestra itupun berkumandang dari gang-gang sempit, jalan-jalan kampung sampai dengan depan rumah-rumah penduduk. Alat musiknyapun sederhana ada kaleng bekas, jrigen plastic tempat minyak, drum plastic besar sampai dengan botol-botol kaca yang dipukul bertalu-talu. Namun demikian ada juga rombongan yang lebih modern dengan melengkapinya dengan gitar dan harmonica dan gendang sehingga suara yang ditimbulkannya lebih menarik dan enak didengarkan. Sesesakali meneriakkan Lek ,Lek Sahur !, Sahurrr yang artinya bangun , bangun sahur, sahur.

Tadi malam sekitar pukul dua malam saya sengaja bangun untuk melihat kegiatan mereka para pembangun sahur di kampung saya. Ketika suara makin mendekat sayapun keluar untuk melihat dari dekat sambil mempersiapkan kamera untuk mengambil gambar mereka. Hati saya jadi trenyuh melihat mereka itu kebanyakan masih anak-anak dengan peralatan yang sederhana mereka berombonngan 5 – 10 orang dengan tugas masing-masing. Ada yang memikul drum plastic besar sambil memukulnya bertalu-talu,

10409633_1099423506740531_5674744772639996989_n

 

ada yang membunyikan kentongan dari bambu, ada yang membawa besi bekas dan ada yang bertugas menyanyi dan berteriak-teriak membangunkan orang untuk bangun sahur. Meskipun alat yang dipergunakan cukup sederhana namun suara yang ditimbulkan enak di dengar dan khas sekali , sehingga jika mendengar bunyi-bunyian itu ingatan kita pasti melayang ke bulan puasa seperti biasanya.

Siapa yang mengkoordinir mereka semua warga tidak tahu , bulan ramadhan tiba merekapun ada dan membentuk kelompok-kelompok tersendiri menurut wilayah kerjanya masing-masing . Sebagai contoh anak-anak warga RW 01 misalnya daerah kelilingannya diseputaran wilayah RW 01 sendiri , begitu juga anak-anak RW 02 dan RW 03.

Dari bunyi-bunyian yang ditimbulkan tadi malam di desa kami paling sedikit ada 4 – 5 rombongan orchestra pembangun sahur yang setiap malam berkeliling dari gang-gang sempit dan jalan-jalan kampung. Mereka keluar dari sarangnya sekitar pukul dua malam dan terus berkeliling sampai terdengarnya suara tarhiman di masjid sekitar pukul tiga malam , meskipun tanpa ada yang mengkoordinir mereka setiap malam dengan setia keluar membangunkan orang sahur seperti biasanya.

11140300_1099426916740190_7793564690046212680_n

Memang ada satu dua orang yang kurang berkenan dengan kehadiran mereka para pembangun sahur dengan alasan membuat berisik dan mengganggu orang tidur . Namun kebanyakan orang menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa yang mungkin juga ditemukan ditempat lain , toh hal tersebut tidak terus setiap malam . Bahkan banyak ibu-ibu yang merasa terbantu dengan kehadiran mereka itu , tanpa ada yang membangunkan mereka sering ketiduran sehingga lupa untuk mempersiapkan sahur untuk keluarga mereka. Meskipun kedengaran berisik bagi mereka yang tidak terbiasa mendengarkan namun music pembangun sahur ini cukup bermanfaat untuk lingkungan yang berkaitan juga dengan system keamanan lingkungan . Tanpa ada siskamling malingpun tidak berani menyatroni rumah warga karena mereka terbangun oleh music pembangun sahur.

Pemain music pembangun sahur rata-rata dilakukan oleh anak-anak usia SD atau SMP , namun demikian dalam memainkan musiknya cukup kompak antara satu dengan yang lainnya sehingga kedengarannya cukup khas . Jam keluarnya merekapun kelihatannya terjadwal dengan baik , sehingga tahu kapan mereka berkeliling kampung , dan kapan untuk kembali ke sarangnya pulang untuk istirahatdan paginya sekolah . Namun demikian namanya anak-anak kadang-kadang dalam berkeliling kampung suka usil dengan memainkan kenthongan terlalu keras , bahkan satu dua ada yang membunyikan petasan sehingga membuat kaget warga. Sehingga satu dua warga complain akan hal tersebut meskipun begitu malamnya merekapun kembali berkeliling lagi tong……tong ….lek …sahur ….sahur terus sampai akhir bulan ramadhan . (FM)