Jakarta – Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid akhirnya mendapat tempat di pemerintahan Jokowi-JK. Jatuh bangun Nusron sebelum mendapatkan posisi di pemerintahan Jokowi tak mudah, sampai menghadapi risiko kehilangan kursi di DPR RI.

Nusron Wahid yang merupakan anggota DPR peraih suara terbanyak di internal Golkar ini memilih membangkang perintah partai untuk mendukung duet Prabowo-Hatta di Pilpres 2014. Nusron Wahid bersama sejumlah kader muda Golkar lain memilih membelot dan menyatakan dukungan secara terang-terangan ke Jokowi-JK.

Pilihan politik berani ini membuat Nusron dihadapkan pada ‘risiko perjuangan’ yang cukup berat. Benar saja, tak lama setelah Nusron Cs mendeklarasikan diri mendukung Jokowi-JK, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie langsung mendepak Nusron dari DPP Golkar.

Tak hanya itu saja, DPP Golkar melayangkan surat ke KPU untuk mencoret nama Nusron Wahid dari daftar anggota DPR terpilih tahun 2014-2019. Menghadapi risiko kehilangan posisi penting tersebut, Nusron masih mencoba tenang.

“Sebagai kader partai yang konsisten membela dan mengawal suara rakyat, kami ora opo-opo (tidak masalah) dengan adanya surat DPP Partai Golkar ke KPU. Kendati kami menganggap proses pemecatan tersebut masih cacat hukum dan bermasalah secara prosedur kepartaian dan penciptaan iklim yang kondusif dan demokratis sistem kepartaian kita,” kata politisi 41 tahun itu, Selasa (19/8/2014) lalu.

Nusron merasa yakin bahwa pilihan dan dukungan terhadap Jokowi-JK adalah benar sesuai dengan semboyan Partai Golkar yakni ‘suara Golkar, suara rakyat’. Terbukti pasangan Jokowi-JK menang dan mendapatkan dukungan suara rakyat.

“Kami sadar bahwa setiap perjuangan pasti ada konsekuensi dan risiko yang kami ambil, termasuk dipecat dan kehilangan jabatan baik dipecat dari pengurus DPP Golkar dan terancam kehilangan kursi DPR,” kata Nusron.

Namun pada akhirnya Nusron bersama sejumlah elite muda Golkar yang dipecat yakni Poempida Hidayatulloh dan Agus Gumiwang Kartasasmita mengajukan gugatan. Karena proses gugatan sedang berlanjut, Nusron pun tetap dilantik menjadi anggota DPR. DPP Golkar yang tak ingin Nusron dilantik pun mengembalikan undangan pelantikan Nusron ke KPU.

“Undangan tidak dibagikan. Akhirnya kita kirim surat kepada KPU,” kata Nusron, Rabu (1/10/2014) lalu.

Nusron pun kemudian dilantik secara resmi menjadi anggota DPR RI bersama Agus Gumiwang Kartasasmita yang juga terpilih menjadi anggota DPR. Di sidang Dewan, Nusron Wahid memposisikan sebagai anggota DPR dari Koalisi Indonesia Hebat bukan Koalisi Merah Putih. Nusron cs ikut walkout saat sidang paripurna DPR dengan agenda pemilihan pimpinan DPR karena semua pimpinan DPR dimonopoli oleh kubu KMP. Sementara Golkar belum bisa memberi sanksi apa-apa karena proses gugatan Nusron cs terhadap pemecatannya masih berproses.

Kini perjuangan panjang Nusron Wahid membuahkan hasil. Dia dikabarkan ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Nusron kabarnya akan dilantik pekan depan.

Lalu apakah dua politikus muda Golkar yang berjuang bersama Nusron akan mendapatkan tempat juga di pemerintahan Jokowi? Apakah akan ada kader Golkar lain yang merapat ke Jokowi-JK pasca Munas akhir bulan ini?
Sumber Berita : Detik.com