Jepara – Pertigaan atau orang sering menyebut Protelon atau Bunderan Pecangaan kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara jika malam tiba merupakan ajang wisata kuliner daerah Pecangaan dan sekitarnya. Siang hari tempat ini merupakan pertigaan jalan dengan bentuk bundaran ditengahnya yang selalu ramai dengan kendaraan yang datang atau menuju ke kota Jepara .
Ya ditempat inilah jika sore atau malam menjelang puluhan pedagang kaki lima menggelar tendanya masing-masing dengan rapi dan dapat dipastikan tidak akan berpindah karena telah mempunyai pelanggan sendiri-sendiri. Mulai dari sekedar makanan kecil seperti keripik , bakwan , tahu susur , roti bakar bandung sampai dengan martabak Malabar ada di sana.
Begitu pula untuk minuman dari Wedang jahe, wedang kopi, wedang roti sampai dengan wedang ronde dengan kacangnya yang melezatkan. Untuk makan juga tidak ketinggalan beraneka ragam masakan ada disana, seperti bakso, mie godog, mie ayam, Sate ayam dan kambing, gulai dan Lontong Tahu Telur yang kesemuanya bisa menggoyang lidah anda.
Karena belum pernah mencoba rasanya saya iseng-iseng masuk warung tenda Lontong Tahu Telur( LTT) “ Pak Jan “ yang mengaku berasal dari Kudus. Warungnya cukup sederhana di trotoar 3 X 5 meter pak Jan menggelar dagangannya. Menu yang ditawarkan ada Nasi Tahu Telur dan Lontong Tahu Telur, sedangkan minumnya ada teh hangat, es teh dan Es Jeruk, selain itu ada gorengan dari gimbal udang, tahu susur, tempe goreng dan juga bakwan jagung.
Meskipun seorang pria pak Jan kelihatan sigap dalam meramu masakannya pertama yang ia lakukan adalah menggoreng tahu beberapa potong dicampur dengan telur yang telah diberi bumbu khusus hingga matang , selanjutnya dengan cobek khasnya pak Jan mencampur bumbu sayur terbuat dari kacang tanah , gula merah dan juga bumbu dapur lainnya tidak lupa di tambah cabai tergantung dari permintaan pelanggan.
Selanjutnya lontong atau nasi di taruh dalam piring diatasnya diberi tahu dan telur yang telah digoreng , seterusnya sayuran seperti kol, kecambah, bayam ditaburkan diatasnya dan paling akhir bumbu kacang ditaburkan diatasnya. Dan LTT yang mak Nyos ini siap disantap oleh pelanggannya.
Pak Jan mengaku usaha jualan LTT dan NTT sudah dijalaninya kurang lebih 9 tahun dan kelihatannya usaha ini sudah cocok , tidak terlalu jauh dari kampung halaman , juga jualannya cukup laris karena telah mempunyai pelanggan yang tetap. Untuk resep LTT dan NTT menurutnya tidak ada yang dirahasiakan , bumbu-bumbunya ya bumbu dapur seperti biasanya , namun demikian untuk tehnik pecampurannya memang harus jeli agar ketemu rasa yang pas , cocok dan Enak.
Selain itu tahu yang disajikan ini bukan tahu biasa , namun dipesan khusus dari daerah ploso Kudus yang memang diperuntukkan untuk usaha LTT dan NTT ini . Jika menggunakan tahu biasa rasanya tidak bisa menyatu dengan telur , sehingga jika disajikan rasanya kurang enak. Oleh karena itu untuk menjaga rasanya setiap hari dia harus mendatangkan tahu dari Kudus.
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH