Demak – Di sebagian daerah pesisir Demak ada tradisi lama yang saat ini masih diuri-uri kelestariannya. Yaitu selamatan atau tahlilan bersama usai shalat hari raya iedul Adha. Tradisi ini tidak tahu kapan dimulainya namun tanpa ada komando atau perintah usai shalat iedul adha warga membawa nasi tumpeng, makanan dan minuman .
Setelah mengumpul maka tokoh agama ( kyai ) memimpin doa dengan pembacaan tahlil terlebih dahulu. Warga yangberkumpul di serambi masjid atau musholla membentuk lingkaran. Di depan yang hadir di taruh tumpeng , makanan atau minuman. Usai berdo’a merekapun menyantap hidangan yang dibawa dari rumah masing-masing.
“ Tradisi selamatan usai shalat idul Adha maupun iedul Fitri sudah ada saya masih kecil. Dulu kondisinya lebih ramai dari sekarang . Nasi selamatan dari warga dibagikan secara acak biar bisa merasakan masakan temannya “, kata Mastokin Pengurus Masjid Jami’ Baitul Makmur Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Mastokin mengatakan , nasi selamatan ini sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Oleh karena itu sehari sebelum hari raya warga telah mempersiapkan selamatan tergantung dengan kemampuannya masing-masing. Nasi selamatan itu dibawa ke masjid setelah ada tanda berupa kenthongan atau Bedug masjid.
“ Setelah kenthongan di tabuh maka warga dari rumah berbondong-bondong membawa nasi selamatan. Selain itu ada yang membawa buah-buahan seperti pisang,jeruk atau semangka. Tidak lupa minuman hangat “, tambah Mastokin.
Selain di masjid tradisi selamatan ini juga dilakukan si musholla-musholla yang ada di desa Kedungmutih. Jumlah musholla di Kedungmutih sekitar 12 Musholla . Selamatan di musholla biasanya dipimpin oleh imam musholla masing-masing.
“ Meskipun sudah jaman modern seperti saat ini tradisi selamatan masih dilestarikan warga desa Kedungmutih. Selain orang dewasa anak-anak juga ikut dalam acara selamatan seperti ini “, kata Mastokin . (Muin)
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH