Terkait makam atau petilasan tidak ada sumber yang memastikan . Masing masing mempunyai pendapat yang berbeda . Ada yang meyakini tempat tersebut adalah makam atau kubur. Sehingga selayaknya makam maka di dalam cungkup itu ada batu nisan dan jirat makam.
Namun bagi sebagian yang menganggap tempat tersebut hanya sebuah petilasan . Sehingga merekapun hanya melihat saja meskipun kadang juga datang ke tempat ini. Tidak melakukan ritual seperti layaknya orang yang berziarah ke makam.
Faktanya ketika kabarseputarmuria masuk ke cungkup tersebut terlihat selayaknya makam yang masih aktif diziarahi. Selain taburan bunga yang masih segar juga ada bahan bahan lain yang lazim digunakan sebagai tempat peziarahan.
Menurut Mbah Bujono warga desa Berahan Kulon yang rumahnya tidak jauh dari tempat keramat ini. Menceritakan bahwa Dewi Amiswati adalah seorang putri dari Madura . Ketika itu dilanda sakit kulit dan baunya tidak enak yang sulit disembuhkan . Kemana mana berobat belum ada kesembuhan .
Ada pentunjuk yang mengatakan bahwa Dewi Amiswati harus berobat ke Barat tepatnya di Demak. Di sana ada orang pintar yang bernama Raden Burhan. Akhirnya Dewi Amiswatipun mencari tokoh tersebut dan akhirnya ketemunya ada di desa Berahan . Setelah diobati dan mandi di sendang Dewi Amiswati sembuh.
“ Nah ketika Dewi Amiswati sembuh terus kembali ke Madura atau tinggal terus disini tidak ada sumber yang bisa menjelaskan . Sehingga ada dua pendapat yang mengatakan tempat tersebut adalah makam dan pendapat lain ada yang hanya tempat persinggahan atau petilasan “, kata mbah Bujono.
Namun faktanya di lapangan tempat yang diyakini makam atau petilasan Dewi Amiswati dan juga sendang tempat penyembuhan masih ada sampai sekarang. Lokasinya ada di Pemakaman umum dukuh Ketapang desa Berahan Wetan sebelah Barat . Tempat ini masih dijaga dan dirawat baik oleh warga setempat.( Pak Muin )