Jepara – Bagi anda yang setiap hari lewat jalan raya depan Pasar Kalinyamatan tentu melihat lapak penjual Es Oyen . Lapak ini telah berjualan lebih dua tahun dan setiap harinya tiada sepi pembeli. Penjualnya adalah Ahmad Rifai warga desa Sidigede kecamatan Welahan

Meskipun hanya lulusan SMP dan jualan Es Oyen, Ahmad Rifa’i membuktikan dengan kerja keras dan ketekunannya, kini dirinya bisa seperti lainnya. Usahanya, tak pernah sepi pembeli. Bahkan setiap harinya ia bisa menjual puluhan hingga ratusan porsi Es Oyen.

Warga Desa Sidigede, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara itu, awalnya hanyalah seorang penganyam rotan dengan pendapatan yang tak seberapa. Keinginan untuk mandiri dan mencoba dunia baru membuat Rifa’i kemudian ikut merantau sang paman ke Medan, Sumatera Utara.

Awalnya ia membantu  sang paman sekaligus belajar berjualan molen. Setahun berselang, ia kemudian memutuskan berjualan molen sendiri di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia berjualan molen selama tujuh tahun, hingga ia bertemu seorang teman sesama pedagang dari Jawa Barat. Melalui sang teman itulah, Rifa’i mengenal kuliner berupa Es Oyen.

“Saat jualan molen di Sidoarjo, ketemu temen orang Jawa Barat jualan Es Oyen. Belajar sama dia resepnya bagaimana. Kemudian saya Kembali ke Jepara lagi karena pengen kerja di sini,” terangnya

Setelah pulang kampung halamannya rifai kembali ke kesibukan lamanya yaitu menganyam rotan. Sesudah menikah itulah ia  punya keinginan untuk berjualan kuliner kembali. Karena jualan molen terlalu ribet dan berat, ia kemudian terpikirkan untuk mencoba jualan Es Oyen yang belum ada di daerah Kalinyamatan.

“ Awal memang banyak kendala karena ini kuliner baru. Sehingga buka pertama hanya laku 3 porsi . Namun saya coba lagi setelah hampir seminggu tidak berjualan takut tak laku lagi. Namun sehari dua hari terus ada peningkatan jadinya tekuni terus sampai sekarang. Jadi keenekan sampai sekarang “, kata Ahmad Rifai Senin 4/2/2024

Dari keyakinannya itu, Rifa’i kemudian melanjutkan usahanya berjualan Es Oyen. Menurutnya, meskipun setengah tahun pertama hanya cukup untuk memutar modal, kini Rifa’i mengaku sudah memanen hasilnya.

“Setengah tahun pertama ibarat cuma cari langganan buat muter modal, baru akhir-akhir ini punya langganan ada hasilnya. Walaupun tidak seperti jualan molen, tapi Alhamdulillah cukup. Rata-rata 40 porsi, pas cuaca panas musim kemarau bisa 100 porsi lebih sehari ,” sambungnya.

Setiap hari, Rifa’i berjualan Es Oyen di tepi Jalan Jepara-Kudus, Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Berada di Utara Pasar Kalinyamatan, lapaknya buka mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Awal buka harga perporsi Rp 7.000 namun saat ini naik dikit jadi Rp 8.000 perporsi.(Pak Muin)