Jepara – Desa Gerdu kecamatan Pecangaan saat ini masih bertahan sebagai desa penghasil telor asin. Meski jumlahnya ada penurunan tetapi warga yang berkecimpung usaha pengasinan telor itik ini masih banyak. Sehingga setiap hari , dari desa ini dikirim ribuan telor asin untuk kebutuhan konsumsi warga Jepara dan sekitarnya.

Salah satu warga yang masih menekuni usaha ini adalah Pak Nur Kholis . Di samping rumahnya ada ruangan khusus untuk proses pengasinan telor itik. Ada sepuluh ember besar yang berisi telor itik yang dibalut tanah dan abu gosok. Setiap harinya minimal 1 ember di rebus untuk memenuhi pesanan pelanggan.

“ Kalau dihitung saya mulai buka usaha ini sampai sekarang sudah ada 8 tahunan. Dulu awal bukanya ya ikut ikutan tetangga kanan kiri. Tidak terasa usaha ini berjalan hingga sekarang . Jadinya ya hanya kerja ini “, kata Pak Nur Kholis pada kabarseputarmuria Selasa 5/12/2023.

Sebelum membuka usaha pengasinan telor asin ini . Kesibukan sehari harinya sebagai tukang kayu. Namun setelah usahanya semakin besar dan berkembang ia kini focus menekuni usaha pengasinan telor asin . Selain itu juga membuat bandeng presto juga untuk pesanan bersama telor asin.

“ Awalnya hanya telor asin saja namun ada pelanggan yang butuh ikan Bandeng Presto. Lalu coba buat dan mereka menerimanya jadi ya akhirnya membuat bandeng presto dan juga telor asin “, tambah pak Nur Kholis.

Usaha pengasinan telor asin ini butuh kesungguhan . Selain membutuhkan bahan baku yang harus mencari ke peternak itik. Juga harus memprosesnya dengan baik agar menghasilkan telor yang berkualitas. Selain itu juga harus bisa memasarkannya ke pelanggan yang membutuhkan. Itu semua harus dijalani dengan telaten.

Untuk bahan baku berupa telor itik karena tidak mempunyai itik sendiri. Ia harus mencari pemasok itik di desanya dan desa tetangga. Selain peternak desa Gerdu sendiri ia juga menyambagani peternak dari desa Karangaji , Kaliombo dan Karangrandu. Jika kebetulan kosong ia mencari telor hingga ke daerah Berahan Wetan Demak.

Saat ini ia bisa menghasilkan telor asin setiap harinya sekitar 600 butir.Lama pengasinan telor rata rata 10 hari sehingga di tempat pengolahan telor ada 6.000 butir . Adapun harga beli telor mentah Rp 2.000,-. Sehingga untuk modal telor saja butuh Rp 12 jutaan. Selain itu butuh untuk peralatan lainnya misalnya ember , kompor dan dandang untuk merebus telor.

“ Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah terkait usaha pengolahan telor asin dan bandeng presto ini. Ya nggak apa apa yang penting usaha jalan terus. Kalau ada yang memberi ya terima kasih. Misalnya bantuan ya berupa ember , kompor atau dandang untuk merebus telor”, harap pak Nur Kholis .

Terkait harga telor asin sekarang  Rp 3 ribuan untuk pembelian satuan dan jika pembelian banyak bisa berkurang.  Untuk pemasaran telor asin yang berlabel “YANI” yang dibuatnya selain menerima pesanan dari usaha catering . Juga dipasarkan ke pasar pasar area Jepara seperti pasar Bugel , Pasar Kalinyamat dan Pasar Welahan.                 (Pak – Muin)