Khotib petambak garam asal desa Panggung kecamatn Kedung Jepara menggarap lahan garam di Bulak Baru

Jepara – Panen garam di Jepara bulan Nopember ini hampir usai karena hujan mulai turun . Dengan turunnya hujan membuat produksi garam terhenti . Namun tahun 2023 ini masa panen cukup panjang ,sehingga hasilnyapun melimpah.

Awal panen garam di Jepara sekitar bulan Juni 2023 . Sehingga jika sampai bulan Nopember ini sudah 4 bulan lebih petambak garam menangguk hasil. Selain itu harga garam yang biasa turun drastic jika mulai panen . Namun pada tahun 2023 ini turunnya perlahan.

“ Untuk harga garam saat ini perkeranjangnya Rp 70 ribu di lahan. Kalau awal panen bulan Juni lalu ya ada yang sampai Rp 350 ribu . Tetapi secara umum harga garam tahun ini masih lumayan bagus tidak mlempem seperti tahun lalu “, kata Khotib (45) petambak garam asal desa Panggung kecamatan Kedung Sabtu 18/11/2023.

Selain harga yang bagus hasil panen atau produksi garam tahun ini cukup melimpah. Jika dibandingkan dengan tahun 2022 bisa hampir dua kali lipat. Meskipun sudah banyak yang dijual namun gudang gudang petambak saat ini hampir penuh.

“ Ya banyak bersyukurnya harganya tidak mlempem dan hasil banyak . Untuk saya sendiri yang saya jual nilainya sudah ada Rp 150 jutaan . Selain itu saya masih punya simpanan garam di gudang 1.300 keranjang atau 90 ton “, cerita Khotib.

Lahan garam yang digarapnya itu luasnya kurang lebih 3 hektar merupakan lahan sewa. Ia menyewa selama 4 tahun dengan biaya sewa Rp 100 juta . Lahan yang disewanya itu baru tahun pertama . Hasil dari panen tahun pertama sudah bisa menutup sewa 4 tahun.

“ Kalau menggarap lahan garam seperti tahun ini terus ya petambak garam kaya raya . Namun pada kenyataannya tidak semua kondisi garap lahan garam seperti tahun ini. Pernah satu tahun tak dapat hasil karena tak ada musim kemaraunya. Bahkan pernah harga garam mlempem ketika panen raya “, tambah Khotib.

Untuk tahun ini petambak garam tak ada keluhan sama sekali . Meski biaya operasional tinggi khususnya untuk pembelian geomembrane . Namun karena harga garam yang tinggi biaya operasional tersebut tidak terasa sama sekali. Sehingga petambak tak memikirkan bantuan dari pemerintah.

“ Saya beli geomemran tahun ini hampir Rp 40 juta . Semua ini geomembrane baru kalau harga garam tak bagus ya tak berani . Mumpung harga garam bagus kita beli geomembrane baru . Nanti kalau harga garam kembali tak layak pemerintah ya harusnya ngasih bantuan lagi “, harap Khotib. ( Pak Muin )