Demak – Desa Merdeka : Musa Abdillah (32) petani garam asal desa Kedungmutih kecamatan Wedung hari-hari ini cukup gembira. Demplot percontohan garam dengan menggunakan media isolator cukup berhasil. Selain mendongkrak kualitas garam , juga perolehan garam dalam satu meja juga mengalami kenaikan signifikan.
“ Saya tidak menjual plastic atau terpal untuk garam. Yang kami jual atau ajarkan adalah teknologi cara membuat garam dengan media isolator yang kami temukan dan juga telah kami patenkan “, ujar Sudarto dari Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang pemilik paten ID P0033348 pada FORMASS, Sabtu (13/9).
Sudarto dihadapan beberapa petani garam mengatakan , memang saat ini banyak beredar plastic atau terpal asal pakai. Selain kualitas dan keamanannya tidak terjamin mereka hanya meniru caranya saja tanpa ada teknologi pendampingan. Sehingga hasilnya tidak bisa maksimal baik dari segi kualitas barangnya juga garam yang dihasilkan.
“ Kalau hanya sembarang plastic dikawatirkan tidak akan bertahan lama karena tergerus oleh tajamnya kristal garam. Selain itu garam yang dihasilkan juga rawan terkontaminasi dengan hancuran dari plastic atau terpal “, kata Sudarto.
Namun demikian dia tidak melarang para petani memakai media dari plastic atau terpal itu. Tetapi khusus petani garam binaannya dia menyarankan memakai media isolator temuannya. Selain awet digunakan didalam lahan juga garam yang dihasilkan dari media isolator tersebut aman dikonsumsi oleh manusia. Selain itu dia terus mengawal para petani dengan teknologi yang ia temukan.
“ Sekali lagi saya tekankan bahwa saya ingin para petani belajar membuat garam dengan kualitas baik tahap demi tahap. Transfer atau alih teknologi kepada petani selalu kami kawal terus . Sehingga kita harapkan seluruh petani merasakan hasilnya “, tambahnya.
Selain itu dia berharap alih teknologi ini tidak hanya dirasakan oleh petani saja . Namun pelaku garam di desa semua merasakan alih teknologi ini. Para petani merasakan kenaikan produk dan harga garam. Para pengepul juga merasakan keungtungan dari penjualan garam yang berkualitas. Semua bisa merasakan karena filosofinya adalah kebersamaan ,kejujuran dan keihlasan.
“ Dengan filosofi itulah kami harapkan alih teknologi ini mampu meningkatkan taraf hidup petani garam dan juga siapapun yang bergerak pada usaha garam. Sehingga jangan ditutup-tutupi jika ada petani yang bisa membuat garam dengan kualitas bagus “, pesannya .
Sedangkan untuk pembelajaran alih teknologi dengan meja kristal isolator di Demak ini fihaknya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin belajar di demplot yang ada. Sedangkan bila tertarik dengan isolator temuannya itu ia siap mengawal alih teknologi sampai berhasil membuat garam dengan kuantitas dan kualitas yang baik. (Muin)