Jepara – Petambak garam di Jepara awak bulan Agustus ini sudah panen raya. Semua lahan di desa sentra garam sudah panen sehingga garam menumpuk di lahan.Akibatnya harga garam terjun bebas dan membuat petambak garam mengeluh karena penjualan garam terus berkurang.

” Hari ini di tempat saya satu keranjang ya kurang lebih 80 kg dibeli pengepul Rp 120 ribu. Lokasi tambak saya pinggir jalan. Kalau yang jauh satu keranjang mungkin Rp 100 ribu atau malah kurang karena angkutannya mahal “, kata Nuruddin yang menggararap lahan di desa Panggung kecamatan Kedung pada kabarseputarmuria Jum’at 28/7/2027

Nurudin mengatakan , panen perdana harga garam perkeranjang Rp 250 ribu bahkan yang paling awal ada yang mencapai Rp 400 ribu.Namun seiring datangnya panen raya harga garam turun terus.Penurunan harga garam harian yang dilakukan para pengepul. Meskipun harga turun garam hasil panen tersebut tetap dijual karena kebutuhan.

” Mau tidak mau ya harus dijual karena uangnya untuk kebutuhan harian. Tapi rasanya gimana gitu mau ditimbun belum waktunya jadi ya ikut dijual juga meski harganya terus turun”, tamba h Nurudin

Namun Nurudin bersyukur . meski baru panen raya tetapi hasil yang diperolehya sudah menutup biaya operasional dan sewa. Sehingga ia kini tinggak memetik hasil setiap hari. Dua atau tiga hari sekali minimal ia bisa memanen garam sekitar 15 keranjang. Sehingga hasil penjualan sebulannya mencapai sekitar 30 jutaan.

” Tahun ini memang luar biasa hasilnya sampai saat ini hasil penjualan garam hasil panen yang sudahvsaya terima sekitar 30 jutaan . Itu baru sebulanan dan hasil belum maksimal kalau ditambah 2 bulan lagi hasilnya lebih berlipat.Namun sayangnya harga garam terus turun “, keluh Nurudin.( Muin )