Jepara –  Rejeki harus dicari meski jauh dari kampung halaman hal itu tidak menjadi halangan. Itulah yang dijalani Bu Wagiyem (60) penjual keripikatau  ketela pohon  singkong yang mangkal di area depan pasar Pecangaan. Ia telah meninggalkan kampung halamannya di Kutoarja dan merantau di Pecangaan,

Selama 30 tahun ia berjualan keripik singkong mulai jam 4 sore sampa dengan jam 9 malam. Keripik singkong bukan buatannya sendiri namun ia hanya menjualkan saja. Keripik singkong ini dipasok dari daerah Sukoharjo.

“ Wah saya jualan sudah lama sekali anak saya dulu masih kecil kecil kini sudah mentas semua. Ya jualan di area sini dulunya di dekat pertigaan sono tapi terus pindah disini. Ya karena laku das nada hasil ya terus sampai sekarang”. kata Wagiyem pada kabarseputarmuria Minggu 2/7/2023.

Dengan gerobag dorong Wagiyem membuka lapaknya . Keripik singkong ditempatkan di lemari kaca . Selain itu ada timbangan manual untuk menimbang keripik singkong. Keripik singkong yang ian jual rasanya unik tidak sama dengan yang dijual di pasar pasar. Ada ras kha asin bercampur manis .

“ Dulu saya pertama jualan di sini per onsnya Rp 1.500 dan saat ini peronsnya Rp 4.000 . Sehingga satu kilonya Rp 40 ribu. Minimal pembelian biasanya 1 ons namun banyak juga yang membeli 1 kg. kalau tidak hujan ya selalu habis setiap hari ada kiriman barang dari Sukoharjo “, imbuh Wagiyem.

Wagiyem menambahkan cemilan keripik singkong ini laku dipasaran. Selain harganya terjangkau juga rasanya yang ngangeni. Sehingga pembeli yang datang ke lapaknya sekali datang dan selanjutnya beli lagi. Apalagi jika bertepatan dengan banyak acara di masyarakat.

Dari berjualan keripik singkong ini Wagiyem bisa membantu suaminya menghidupi keluarga. Meskipun harus jauh merantau dari kampung halaman tak menjadi beban . Apalagi jika keripik singkong yang dijualnya habis dengan cepat. Ia bisa bersantyai dengan keluarnyanya. (Muin)