Pak Muflihin Petambak garam dari desa Kedungmutih memanfaatkan geomembran lama
Demak – Petambak garam yang saat ini sudah panen garam dan telah dijual jadi uang adalah Muflihin (57) warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Disaat momen harga garam yang tinggi ia memanfaatkan waktu sebaik baiknya. Petambak garam yang lain baru persiapan lahan kristalisasi namun dia sudah panen dan garam langsung di jual. Ia telah dia kali panen dan beberapa hari lagi untuk panen yang ketiga.
” Ya sama memang lebih awal mulainya. Bulan Puasa yang lalu sudah buat pematang. Selain itu juga mengatur saluran air .Jadi teman teman baru mulai pasang geomembran. Saya sudah panen dan terima uang dari dua kali panen sudah dapat uang Rp 10 jutaan karena Perzak dengan berat 50 kg laku Rp 200 ribu “, kata Muflihin pada kabarseputarmuria Minggu 28/5/2023
Muflihin yang cukup lama membuat garam sudah tahu cara membuat garam yang bagus. Meski saat ini ia memakai geomembran yang sudah berkali kali namun hasil garamnya tetap bagus. Pertimbangannya selain masih layak pakai geomembran saat ini harganya cukup tinggi. Satu lahan kristalisasi saja butuh modal Rp 4 jutaan padahal lahan yang ia garap butuh 6 meja kristalisasi. Jika beli baru setidaknya untuk modal geomembran saja sudah Rp 24 jutaan.
” Saya ini pakai geomembran lama agar hasil garam bersih setelah diisi air kotorannya harus dipisahkan. Dengan menggunakan alat penggaruk kotoran yang menempel di geomembran dibersihkan .Setelah terkumpul di pojok pojok meja kristalisasi kemudian kita ambil . Setelah itu garam akan bersih jika di panen memang panen pertama agak kuning warga garamnya setelah diambil kotorannya panen kedua akan bersih”, kata Muflihin.
Belum Dapat Bantuan
Terkait bantuan geomembran Muflihin mengatakan, secara nama sendiri ia belum pernah mendapatkan. Ia mendapatkan satu gulung geomembran itupun dari Koperasi ROMA istilahnya bantuan kemanusiaan.Sehingga ke depannya ia berharap dapat bantuan atas nama dirinya dan teman teman satu kelompok.
” Kelompok saya sudah mengajukan bantuan geomembran .Namun sampai sekarang belum pernah dapat ya terpaksa beli beli sendiri .Dulu sih murah karena beli dari teman petani garam yang dapat bantuan. Kini beli ke toko satu gulung harganya Rp 4 jutaan dulu hanya Rp 700 ribu “, imbuh Muflihin.
Meskipun memakai geomembran yang sudah berkali kali di pakai namun jika dirawat dengan baik dan telaten dibersihkan. Garam yang dihasilkan masih layak untuk dijual dan laku dibeli para pengepul .Apalagi garam yang masih langka seperti ini setiap hari pengepul eceran masih datang ke lahan untuk membeli garam.(Muin)