Jepara – Kabupataen Jepara dalam hal perkawinan di kenal keras dan Wah . Sering ada unggahan  di media sosial srah srahan pengantin pria ke wanita yang sungguh sangat wah dari perabot rumah tangga , sepeda motor bahkan mobil.Sehingga kadang ini membuat peristiwa tersebut viral di media sosial

Begitu juga yang terjadi di desa Sidi Gedhe kecamatan Welahan ini ada tradisi prasah yang berkaitan dengan adat perkawinan di desa ini. Tradisi prasah adalah tradisi dalam lamaran perkawinan yaitu keluarga pengantin pria memberikan srah srahan berupa kerbau dan ubo rampenya.

Untuk kerbau yang di serahkan kepada keluarga pengantiun pria tidak hanya kerbau saja namun kerbau jantan yang istimewa dari segi besarnya dan juga body tubuhnya. Untuk sekarang kerbau untuk tradisi prasah ini seharga Rp 40 -50 juta, Selain itu masih ada barang barang berharga lainnya yang harganya juga wah.

Menurut sejarahnya tradisi prasah ini sudah ada sejak dulu kala terinspirasi ketika Jaka Tingkir meminang putra raja Demak yang harus menundukkan kerbau gila. Dari kisah itulah maka leluhur warga desa Sidigede menganut hal tersebut dan masih ada yang melestarikannya sampai sekarang.

Meskipun tradisi ini tidak semua melestarikannya namun ada beberapa keluarga yang masih melestarikannya tradisi ini karena memang mereka mampu. Hal inilah mengapa di desa Sidigedhe masih ada warga yang memelihara kerbau salah satunya untuk melestarikan tradisi prasah ini.

Penyerahan kerbau dalam tradisi prasah ini tidak hanya diberikan begitu saja . Namun melewati ritual dengan do’a cara di arak keliling kampung. Kerbau yang diarak dibuat gila dengan cara di sorak sorak bahkan ada juga yang dengan membunyikan petasan. Ketika kerbau menggila yang mengendalikan perlu banyak orang agar tidak menciderai orang.

Setelah diarak keliling kampung dengan dikawal puluhan bracut yang handal. Kerbau tersebut kemudian diserahkan kepada keluarga pengantin wanita yang selanjutnya dibuat pesta perkawinan.Selain kerbau srah srahan yang lain berupa perabotan rumah tangga, perhiaan dan juga makanan turut diserahkan,

Karena tingginya harga kerbau untuk tradisi prasahan ini membuat tiudak semua keluarga di desa Sidi Gede melaksanakan tradisi hal ini. Hanya orang orang dari keluarga kaya dan mampulah yang melestarikan tradisi ini . Sehingga jika ada warga yang menggelar tradisi ini menjadi keramaian dan perhatian tersendiri untuk warga di desa ini. (Muin)