Jepara – Salah satu makanan yang setiap hari ada di meja makan adalah kerupuk .Konon katanya kerupuk ini makanan asli Indonesia yang kini mulai merambah ke luar negeri.Ada aneka rasa kerupuk yang bisa di beli salah satunya adalah kerupuk terasi atau kerupuk rasa terasi. Memang membuatnya ada campuran terjadinya agar sedap jika di makan.

Salah satu pembuat kerupuk terasi ini adalah ibu Rohimah desa Sendang RT 03 RW 01 kecamatan Kalinyamatan Jepara. Di depan rumahnya jika pena matahari terik ada puluhan gadang yang terbuat dari bambu untuk menjemur kerupuk. Ada yang sudah dipotong potong kecil kecil namun ada yang masih bentuk lonjong sebelum dipotong. Untuk yang potongan kecil kecil dijemur sampai kering sekali.Namun yang belum dipotong nanti setengah kering diangkat ke dalam rumah untuk dipotong potong.

” Saya membuat kerupuk ini sudah lama kalau dihitung lebih 5 tahun . Bahan utamanya tepung tapioka di beri bumbu dan campuran terasi untuk aroma dan rasanya. Permintaan terus ada sehingga usaha ini masih terus jalan meski kecil kecilan karena masih saya tangani sendiri sama suami .”, kata Ibu Rohimah pada kabarseputarmuria Rabu 5/3/2023 .

Usaha pembuatan kerupuk terasi ini awalnya coba coba namun lama kelamaan menjadi usaha sungguhan yang menopang ekonomi keluarga. Satu hari sekitar 30 tapioka yang diolah menjadi kerupuk mentah.Jika panasnya kuat 1-2 hari kerupuk kerupuk mentah itu selesai di kemas dan di jual.Satu plastik isi 1/2 kg ia jual Rp 10 ribu yang disambangi para pengepul. Jika lebih ia pasarkan ke kios langganannya di Pasar Kalinyamatan.

” Kalau untuk pemasaran tak ada kendala berapapun kerupuk mentah ini selalu habis. Cuma yang menjadi kendala adalah jika hujan saya tak bisa produksi. Sehingga permintaan kembali terpenuhi jika cuaca kembali panas. Memang agar terus produksi harus ada alat oven saat ini saya belum punya “, tambah ibu Rohimah.

Memang ia punya harapan usaha pembuatan kerupuk ini akan ditambah produksinya namun karena keterbatasan modal sehingga semua masih manual. Hanya untuk mencampur bahan yang sudah menggunakan mesin. Untuk alat potong kerupuk juga masih menggunakan pisau manual .Harapan agar produksinya bertambah harus menggunakan alat mesin.

” Selama ini belum ada teman untuk buat kelompok ya jalan sendiri NIB belum ada ,ijin PIRT dan halal juga belum ada. Bantuan alat dari pemerintah dari dulu hingga sekarang belum pernah dapat.Inginnya seperti yang lain dapat bantuan alat agar usaha bertambah lancar namun tak tahu cara ngurus nya “, imbuhnya.

Usaha pembuatan Kerupuk ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi keluarga ibu Rohimah saja .Namun beberapa keluarga akan mendapatkan manfaat juga karena dari menjualkan produk kerupuk terasi dalam bentuk mentah maupun matang juga mendapatkan penghasilan.Sehingga pemerintah selayaknya membina dan memberdayakan usaha pembuatan kerupuk terasi ini. ( Muin )