Pak Fathoni Pengrajin Mainan Dari Desa Karanganyar menunjukkan trompet tahun baru buatannya
Jepara – Usaha mainan di desa Karanganyar kecamatan Welahan usai Covid 19 ini mulai bangkit lagi. Dua Tahun lebih mereka sepi orderan karena datangnya covid .Orderan sepi untungnya mereka dapat pesanan masker kain sehingga bisa bertahan hidup dari jualan masker. Namun di akhir tahun 2022 orderan mulai ada utamanya berupa trompet untuk pesta tahun baru.
Hal itu dikatakan Fathoni (58) yang akhir tahun 2022 usahanya mulai bergerak kembali. Selain membuat mainan berupa kipas putra dan Othok Othok Ia juga membuat mainan trompet untuk tahun barunan. Pembuatan trompet ini ia awali di bulan Oktober dan terus membuat hingga seminggu jelang tahun baru.
” Ya meski belum laku tiga bulan sebelum tahun baru saya sudah nyicil membuat trompet. Jika jadi saya simpan dulu begitu seterusnya dan mulai ada pembeli yang datang bulan Nopember. Total trompet yang saya buat ada 7.000 buah dan satu jenis saja berbahan kertas tebal dan kertas warna warni “, kata Fathoni yang membuat mainan sudah lebih tiga puluh tahun.
Sebelum ada corona dan situasi ekonomi bagus ia membuat aneka trompet. Selain berbahan kertas ia juga membuat trompet berbahan kain juga plastik .Trompet ini harga eceran di pasaran dijual Rp 20-25 ribu dan waktu itu laku keras.Namun akhir tahun 2022 ini ia hanya membuat trompet satu jenis berbahan kertas yang harga ecerannya Rp 4-5 ribu per biji.
” Ya sudah bersyukur kita bisa buat trompet dan laku di beli para pengepul. Dari saya harga perbijinya Rp 2.500 dan tahun ini saya bisa pasarkan sejumlah 7.000 trompet. Saya tidak memasarkan ke mana mana para pembeli yang kulakan ke sini.Selain produksi sendiri juga ambil dari tetangga kanan kiri “, tambah Pak Fathoni.
Terkait desanya yang mendapat julukan desa mainan tradisional di Jepara Fathoni mengatakan, saat ini usaha pembuatan mainan masih mendominasi dibandingkan pekerjaan lain. Semakin lama jumlah pengrajin semakin banyak selain itu warga yang membuka toko penjualan mainan juga terus bertumbuhan. Oleh karena itu masih layak jika desanya mendapatkan gelar desa mainan utamanya mainan tradisional berbahan karet limbah ,plastik,bambu dan bahan lainnya.(Pak Muin).