Panen garam perdana di Rumah Garam Jepara di lahan garam desa Panggung Jepara
Jepara – Saat ini telah masuk musim penghujan produksi garam rakyat di Jepara telah usai bahkan stok garam di lahan petambak telah habis. Harga garam saat ini mencapai puncaknya karena 1 kuintal harganya Rp 300 ribu. Namun sayang tidak semua petambak merasakan manisnya harga garam. Hanya segelintir petambak saja yang merasakan manisnya garam karena harga yang berlipat.
Melihat kondisi itulah salah satu petambak garam asal desa Surodadi kecamatan Kedung
membuat inovasi yaitu membuat rumah garam. Rumah garam inilah yang digunakan untuk
membuat garam di musim hujan. Rumah ini didisain dari atap dan seluruh bagian rumah
berbahan plastik adapun rangkanya dari batang kayu dan juga bambu. Lantai rumah inilah yang dibuat untuk memproduksi garam yang dari gelaran geomembran berwarna
hitam yang biasa dipasang di lahan tambak untuk meja kristalisasi.
” Ide pembuatan rumah garam ini berawal dari ingin memanfaatkan lahan garam secara
maksimal. Saya baru beli lahan tambak dan menggarap tambak baru beberapa bulan.
Memasuki musim penghujan baru kepikiran memanfaatkan sisa air asin di lahan garam untuk musim hujan. Lalu saya sempurnakan sendiri akhirnya jadi rumah garam seperti ini “, kata Ahmad Falaq pada kabarseputarmuria Selasa 13/12/2022.
Ahmad Falaq mengatakan disain rumah garam ini penyempurnaan dari disain thunnel dengan
atap yang melengkung diubah menjadi lurus. Atap lurus ini aman dari hembusan angin yang
kencang. Selain itu ia buat rumah ini cukup rapat dengan tujuan pemanasan dalm rumah bis maksimal. Semakin suhunya tinggi semakin cepat air itu jadi kristal garam. Semua itu ia
dapatkan dari youtube dan juga baca baca informasi di media tebntang pembuatan garam di musim hujan
” Memang dari segi biaya cukup besar saya coba jual mobil untuk buat inovasi rumah garam ini . Uang tersebut diantaranya untuk urug lahan agar tidak banjir dan kena rob. Membuat tempat penampungan air bahan baku garam membuat rumah untuk produksi garam dan juga bayar tenaga tukang atau pekerja.Namun saya yakin meski modal yang dikeluarkan besar uang itu akan cepat kembali apalagi jika harga garam masih tinggi seperti sekarang”, tambah Falaq yang punya usaha meubel, rental mobil dan toko retail.
Ia telah membuktikan sendiri membuat garam di rumah garam ini tidaklah sulit. Dari inovasi
yang dilakukannya itu telah membuahkamn hasil yaitu memamen garam dari rumah garam.
Hasil garam yang diambil kualitasnya diatas garam yang dihasilkan dari tambak. Garamnya
lebih putih dan bersih tanpa bercampur tanah sedikitpun.
Oleh karena itu ada pengepul garam
yang berani membeli garamnya Rp 400 ribu perkwintalnya. Sehingga Ahmadl Falaq optimis
modal yang dikeluarkannya akan kembali karena rumah garam ini bisa memproduksi garam sepanjang tahun.
“Keunggulan rumah garam ini nantinya jika dibandingkan dengan membuat garam di tambak pastinya lebih cepat. Membuat garam ditambak butuh persiapan membuat petakan petakan mengeringkan meratakan dan lainnya. Kalau rumah garam bisa langsung isi air sehingga dalam jangka seminggu garam bisa dipanen “, katanya lagi,
Ditempat yang sama Ahmad Zaedun bagian produksi rumah garam mengatakan, dari hasil
pengamatannya pembuatan garam dengan model rumah garam tertutup ini lebih cepat waktu pengkristalan garam. Ia telah membuktikan air laut dengan ukuran 0 akan menjadi butiran garam dalam jangka waktu paling lama 10 hari.
Setiap harinya setelah dipanaskan di rumah garam ini naik 4 sehingga untuk menuju ke ukuran 32 butuh waktu 8 hari. Sehingga ditambah dua hari akhirnya kristal kristal garam itu bisa diambil atau dipanen.
“Ini kita buat meja kristalisasinsebanyak 8 dan setiap hari air mengalir dari meja satu ke meja lainnya sehingga air bergerak sendiri. Untuk memasukkan air dari penyimpanan air pertama memang kita alirkan pakai pompa air karena jarakna agak jauh. Inilah hasil garamnya kalau kualitasnya lebih bagus ini dibandingkan dengan garam dari tambak”, kata Ahmad Zaedun yang telah berpenglaman membuat garam lebih dua puluh tahun.
Adanya rumah garam ini menjadi perhatian Dinlutkan Jepara karena beberapa hari ini sudah ada kunjungan melihat dari dekat aktifitas pembuatan garam di rumah garam ini. Ahmad Falaq selaku pengelola berharap kerjasama dan juga binaan agar keberadaan rumah garam ini bermanfaat bagi petambak garam.
Ia berharap ke depannya petambak garam Jepara bisa memproduksi garam sepanjang tahun. Sehingga produksi garam nasional akan meningkat sehingga impor garam diharapkan semakin berkurang jumlahnya. (Muin)