Demak – Usaha pembuatan makanan jadul berbahan tepung beras ,tepung terigu dan tepung tapioka saat ini masih prospektif. Meskipun saat ini banyak yang menyediakan makanan kekinian namun makanan yang berusia ratusan tahun ini masih tetap bertahan. Justru penggemarnya semakin bertambah karena makanan ini dirasa lebih menyehatkan tubuh.
Seperti halnya yang ditekuni ibu Umi Abdah Warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung ini selama lebih 10 tahun ia berjualan makanan jadul. Setiap hari ia membuka lapaknya di pasar baru desa Kedungmutih menjual aneka jajanan jadul. Mulai dari aneka bubur , makanan berbungkus daun pisang dan juga yang dibungkus plastik.
Mulai dari bubur ketan , bubur kacang hijau, bubur lemu ,bubur tepung sampai dengan bubur yang berbahan tepung jagung. Untuk makanan berbungkus daun pisang misalnya arem arem,lemper, bugis , nogosari,bongko,ondhe ondhe ,gethuk puli dan masih banyak lagi yang lainnya. Ada pula kue lapis ,kue gudir , kue bikang ,kue apem sampai dengan kue klepon .
“ Alhamdulillah sudah lebih 10 tahun saya jualan makana jadul ini . Dulunya ya kecil kecilan permintaan semakin banyak .Jadinya suami yang kerja ke luar kota saat ini ikut kerja membuat makanan jadul ini. Kita buat makanan mulai jam 1 malam sampai dengan subuh kalau ada pesanan banyak kita minta tetangga bantu “, kata Umi pada kabaredemak Minggu 11/12/2022
Bahan baku makanan yang dijualnya semua bahan yang meyehatkan mulai tepung beras ,tepung beras ketan,tepung terigu, tepung jagung,tepung tapioke dan juga singkong segar. Bahan bahan itu dimasak sesuai dengan kebutuhan ditambah dengan bahan lain seperti gula pasir,gula merah,kelapa dan bahan penyedap lainnya. Pembuatan semua dimasak dengan alat biasa tanpa melibatkan mesin seperti oven atau yang lainnya . Kue atau jajanan yang dibuatnya berupa jajanan basah tanpa bahan pengawet.
“ Kue ini murni bahan alami tanpa pengawet . Setiap hari kita usahakan habis dan memang selalu habis . Kalau masih kita jajakan keliling pasar ini . Karena jajanan ini menyehatkan dan harganya terjangkau ya selalu habis “, tambah Umi.
Untuk harga jajanan yang dibuatnya ini murah meriah dan cukup terjangkau. Untuk kue kue basah semacam kue lapis .kue klepon ,kue apem harganya Rp Rp – 2.000,-. Begitu juga seperti aneka bubur pembelian juga mulai dari Rp 1.000 an. Dengan harga yang ekonomis diharapkan bisa menjangkau pelanggannya dari ekonomi menengah ke bawah.
“ Ya untuk omzet atau perolehan kotor sehari kalau dagangan komplit bisa dapat Rp 1.000.000. Dan untuk keuntungan ya lumayan juga kalau dibuat 10 persen misal ketemu bera kalau 20 persen ketemu berapa. Kalau keuntungan jualan makanan sih keuntungannya diatas 20 persen gitu.”, aku Umi.
Usaha pembuatan dan penjualan makana jadul ini menurut Umi masih prospektif untuk dijalankan. Asalkan makanan yang dijual harganaya murah dan enak rasanya. Selain dijual di pasar pasar tradisional makanan jadul ini bisa dijual dipinggir jalan dengan model penjualan makanan kekinian. Dengan gerobag yang bagus ditambah dengan banner yang menjual akan menarik para pembeli dari berbagai kalanagan.
“ Usaha pembuatan makanan seperti ini keuntungannya lumayan bagus . Sehingga bagaimana cara kita menjualnya agara lakuk dipasaran kitab jangan mau kalah dengan makanan kekinian yang sekarang marak di mana-mana. Makanan kita layak jual dipinggir pinggir jalan seperti makanan kekinian “, tutup Umi. (Muin)