Demak – Salah satu usaha ternak yang masih prospektif dijalankan dan aman dari penyakit adalah ternak kerbau. Namun demikian jumlah peternak kerbau di desa Kedungkarang kecamatan wedung ini semakin berkurang. Dulu ada lebih sepuluh orang di tahun 2022 ini tinggl hitungan jari saja.

Salah satu warga desa pesisir yang masih bertahan puluhan tahun beternak kerbnau adalah Hj. Latif istri H. Karno almarhum. Semenjak suaminya meninggal jumlah ternak kerbaunya berkurang banyak terkait tenaga yang sudah udzur karena usia . Kini ia hanya menyisakan empat kerbau yang digembalakan setiap harinya.

“ Setelah suami saya meninggal jumlah ternak kerbau saya kurangi karena tidak ada yang mbantu angon. Dulu bapaknya masih ada pernah punya kerbai satu kandang 17 ekor besar dan kecil sehingga setahun bis jual kerbau hingga 10 ekor “, kata Hj. Latif pada kabaredemak.com

Dari penjualan kerbau ini ia bisa memenuhi kebutuhan keluarga mulai dari makan sehari-hari , menyekolahkan anak sampai dengan beli tanah sawah atau tambak garam. Oleh karena itu ketika suaminya telah meninggal ia terus beternak kerbau meski jumlahnya kini berkurang banyak.

Sejak Pengantin  Baru

Hj. Latif menceritakan , ia dan suaminya beternak kerbau mulai dari pengantin baru sebagai pekerjaan utama . Sedangkan di sela sela angon kerbau ia dan suami ada pekerjaan sambilan misalnya mengerjakan sawah atau tambak. Pekerjaan sambilan itupun dikerjakan setelah ia membeli tanah dari penjualan kerbau .

“ Dulu orang ternak kerbau tidak hanya dijual saja dapat uang. Sebelum ada mesin bajak kerbau juga digunakan untuk membajak sawah. Namun kini beternak kerbau ya dapat hasilnya ketika kerbau di jual ketiha hari raya qurban atau untuk keperluan orang punya gawe”, kata Hj. Latif

Pekerjaan menggembala kerbau sejak pengantin baru sampai sekarang ia jalani dengan senang hati. Meskipun dari penglihatan ternak kerbau ini dilihat berat karena harus berpanas panasan . Namun karena melihat hasil yang lumayan dan bisa menghidupi keluarga . Pekerjaan ini tetap ditekuni dan dijalani hingga sekarang.

“ Anak anak sih maunya saya suruh istirahat tetapi dulu ketika suami masih hidup punya pesan agar diteruskan ternak kerbau ini . Dari ternak kerbau ini saya bisa menyekolahkan dan modokkan anak anak . Dari anak saya 5 orang belum ada satupun yang beternak kerbau kalau dulu masih kecil disuruh angon kerbau ada yang mau “, cerita Hj. Latif yang kini sudah punya cucu 14.

Mudah dan Resiko Kecil

Beternak kerbau menurut Hj, Latif tidak sulit dan resiko kematiannya kecil jika dibandingkan dengan ternak hewan lainnya . Namun harus tekun dan telaten merawat hewan ternak besar berkaki empat ini. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah mengembalakan kerbau setiap pagi dan sore hari.

Oleh karena itu jika hari tidak hujan ia habis sholat subuh pasti mengeluarkan kerbau kerbaunya dari kandang menuju ke tempat umum yang banyak tanaman rumputnya. Kerbau dibiarkan berjalan di tanah lapang dan pemngembala tinggal mengikuti dari belakang. Pengembala tinggal mengawasi agar tidak menganggu kepentingan umum.

“ Biasanya tempat pengembala adalah di tganggul tanggul sungai yang banyak tanaman rumputnya . Selain itu juga di tanah lapang atau persawahan habis panen. Waktu pengembalaan sekitar 3-4 jam “, tambah Hj. Latif

Selain waktu pagi kerbau kerbau yang masuk kandang sekitar jam 11 siang selanjutnya setelah shalat ashar dikeluarkan lagi sekitar 1-2 jam. Kderbau kerbau dibiarkan merumput dengan bebas . Setelah merteka kenyang makan kerbau itupun dimasukkan kedalam kandang kembali.

“ Selama hampir empat puluh tahun beternak kerbau  belum pernah  mendapatkan musibah misalnya ternak mati . Pernah sekali karena tersambar petir ketika digembalakan. Jadi menurut saya beternak kerbau ini resikonya kecil “, katanya lagi

Terkait harga Kerbau saat ini selama ia beternak kerbau paling mahal harganya sekitar Rp 30 juta perekor. Namun jika rata rata untuik keperluan qurban atau orang punya gawe harga kerbau perekornya Rp 20 – 25 juta . Selain dirinya ada beberapa orang warga desa Kedungkarang yang beternak kerbau dan meraskan manisnya usaha ini. Bahkan ada yang naik haji, umroh dan beli mobil dari usaha beternak kerbau ini. ( Muin)