Semarang – Dalam sesi Liputan Berita Olah Raga di workshop Jurnalistik Wartawan Olahraga, Gungde Ariwangsa, Ketua Siwo PWI Pusat, sekaligus Kepala Bidang Media dan Humas KONI Pusat mengatakan, Wartawan punya wadah organisasi yang bernama Siwo atau seksi wartawan olahraga. Bukan saja untuk kepentingan tugas jurnalistik, tapi mencakup hal yang lebih luas lagi. Yaitu punya peran lebih dalam pembinaan olahraga di Indonesia.
“Dan peran aktif Siwo, juga berjasa kepada perkembangan olahraga di tanah air,” tandas Gungde Ariwangsa,, saat menjadi nara sumber Liputan Berita Olahraga Multievent Minggu di hotel Dafam semarang (13/11/2022).
Dirinya mengungkapkan, melalui para wartawan, berbagai program olahraga bisa tersosialisasi secara maksimal kepada masyarakat. Apalagi, wartawan dan olahraga terjalin hubungan saling membutuhkan.
“Olahraga membutuhkan wartawan untuk publikasi. Sedangkan wartawan membutuhkan berita olahraga. Karena berita tentang olahraga termasuk informasi yang menarik dan banyak dibaca masyarakat,” ungkap Ari.
Sementara terkait peliputan olahraga multievent, menurutnya wartawan dituntut untuk menguasai pengetahuan mengenai lingkup liputan, organisasi atau lembaga dan bidang olahraga.
Dipaparkan Ari, yang dimaksud dengan multievent, yaitu dalam negeri, seperti Porprov, PON, PON Junior, Popda, Popnas, 02SN, Pomnas dan Peparnas. Sedangkan yang internasional, yaitu SEA Games, Asian Games, Olympiade, Asean Para Games, Asian Para Games, Paralimpiade, Asian Beach Games, dan Asian Youth Games.
“Perkembangan dunia olahraga, tidak bisa lepas dari peran aktif wartawan. Mereka sangat berjasa dalam memberikan informasi yang lengkap, bukan sekadar yang disampaikan di media sosial,” imbuhnya.
Di sisi lain, dengan keahliannya dalam mengorek informasi, wartawan sering dimanfaatkan sebagai Sport Intelejen oleh cabang olahraga, dalam menggali kekuatan dan kelemahan calon lawan yang akan dihadapi.
Menurut Ari, wartawan olahraga bisa memberikan informasi kepada pelatih maupun atlet dari daerahnya, ketika akan maupun saat mengikuti event atau pertandingan tentang strategi yang akan digunakan oleh lawan.
“Tidak semua strategi akan disampaikan secara gamblang oleh pelatih maupun atlet. Namun minimal bisa mengetahui langkah apa saja untuk menghadapi lawan. Dan itu hanya wartawan yang bisa menanyakan. Tidak mungkin sesama pelatih maupun atlet,” ungkapnya.
Pada setiap sesi diisi dengan tanya jawab, peserta kepada nara sumber, dengan dimoderatori oleh Achmad Ris Ediyanto selaku Sekretaris KONI Jateng dan Pengurus PWI Jateng.
Sedangkan nara sumber di sesi berikutnya, Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS menjelaskan terkait kontribusi wartawan untuk olahraga. Dalam hal ini, menurutya, wartawan harus respek (memotivasi) capaian-capaian prestasi olahraga.
“Kemudian penguatan minat publik kepada jenis-jenis olahraga prestasi, membantu menimbang pilihan dan peluang untuk angkatan milenial. Serta menawarkan, banyak alernatif referensi untuk kegiatan olahraga kebugaran dan rekreatif,” bebernya.
Sementara untuk bidang media dan kehumasan di KONI, yang tidak mempunyai riwayat wartawan, menurut Amir, cukup menyampaikan pesan-pesan, sikap organisasi olahraga dan sikap pimpinan organisasi olahraga.
Kemudian penyampaian capaian prestasi. Baik atlet, pelatih dan organisasi. Penyampaian mata rantai kegiatan organisasi olahraga. Selain itu juga penyampaian pesan-pesan kampanye keolahragaan kepada masyarakat, juga sebagai determinasi motovasi prestasi.
“Bidang humas KONI baik di kabupaten maupun kota, bisa berkomunikasi dengan wartawan di daerahnya, melalui foto-foto dan ringkasan kegiatan cabor. Baik event maupun kejuaraan,” jelas Ketua PWI Jateng Amir Machmud.(Agus )