Demak – Jika anda tinggal di daerah pesisir atau pantai tradisi bodo kupat masih terasa. Satu minggu setelah hari raya idul Fitri biasanya masih ada satu lagi event yang ditunggu yaitu orang menyebutnya bodo kupatan atau kupatan. Kupatan ini adalah sebagai pertanda untuk mengakhiri rangkaian hari raya iedul Fitri.
Setelah gelaran bodo kupat ini biasanya warga melakukan aktifitas sediakala . Misalnya yang bekerja ke laut kembali ke laut. Yang merantau ke luar kota juga kembali ke kota masing-masing. Begitu juga kegiatan pembelajaran terutama sekolah diniyah atau agama juga mulai digelar kembali.
“ Nah untuk merayakan tradisi kupatan ini biasaya warga melakukan selamatan kupat dan lepet sebagai pertanda rasa syukur yang juga permohonan maaf semuanya “, ujar Jambari jamaah musholla Baitul Muttaqin desa Kedungmutih kecamatan Wedung pada kabaredemak.com
Untuk mengawali selamatan tradisi kupatan ini , sekitar pukul 06.00 beberapa warga datang ke musholla . Setelah itu ada pemukulan kenthongan sebagai pertanda bahwa warga diharapkan datang ke musholla untuk selamatan. Dari rumah warga berdatangan ke musholla dengan membawa kupat dan lepet. Kupat biasanya dengan lauknya opor ayam dan juga tahu tempe.
Kenthongan keduapun di tabuh kembali , untuk kembali mengundang warga yang masih di rumah. Beberapa wargapun kembali berdatangan dengan membawa kupat dan lepet. Selain itu ada yang juga membawa minuman dan buah-buahan sebagai pelengkap untuk selamatan bodo kupat.
Setelah warga berkumpul semua , mulailah selamatan bodo kupat dimulai. Pak kyai memimpin do’a dengan membacakan tahlil yang tujuannya untuk mendo’akan orang tua yang yang telah meninggal agar diampuni dosanya oleh Allah SWT. Selain itu juga memohon doa’a kepada Allah semoga seluruh warga diberikan kesehatan dan juga rezeki yang berlimpah .
Usai pembacaan do’a barulah acara makan-makan bersama seluruh warga. Kupat dan lepet dibagikan keseluruh warga yang hadir di musholla mulai dari anak-anak , remaja sampai dengan dewasa. Mereka semua mendapatkan hidangan untuk dinikmati . Biasanya hidangan diacak sehingga mereka makan bukan yang di bawa sendiri ,namun yang dibawa tetangganya.
Tradisi selamatan Bodo Kupat ini masih dilestarikan di desa-desa pesisir misalnya di daerah Demak dan Jepara. Sehingga jika pagi hari tiba di hari ke tujuh setelah hari raya iedul Fitri pasti ada keramaian di Masjid atau Musholla. (Muin)