Ibu Lutfiana menunjukkan kue Kering “Dahlia” Yang diproduksinya sudah sejak 15 tahun yang lalu
Demak – Desa Mutih Kulon kecamatan Wedung sejak dulu dikenal sebagai desa yang banyak tumbuh usaha kecil . Ada banyak usaha utamanya makanan yang di tekuni warga desa inoi. Selain usaha catering desa ini juga banyak yang membuat makanan atau jajanan khas lebaran sejak dahulu. Sehingga banyak pula usaha tersebut yang merupakan usaha turunan atau lanjutan.
Salah satu kue kering yang diproduksi di desa ini dan sudah lama ada adalah kue bunga Dahlia . Kue ini berbahan tepung ,gula , telor , perasa dan juga selai nanas. Cara pembuatannya semua bahan dijadikan satu . Setelah membentuk adonan yang pas baru di cetak mirip bunga Dahlia. Setelah cukup satu Loyang kue yang basah kemudian dimasukkan dalam oven listrik.
“ Saya membuat kue dahlia ini sudah lebih 15 tahun . Dulu yang membuka usaha ibu saya setelah ibu meninggal usaha ini saya teruskan sampai sekarang. Setiap hari saya membuat kue Dahlia ini . Jika jelang lebaran produksi meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasa”, kata Ibu Lutfiana warga desa Mutih Kulon RT 01 RW 02 kecamatan WEdung pada kabarseputarmuria Rabu (13/4).
Lutfiana mengatakan , kue Dahlia ini salah satu kue khas desa Mutih Kulon ia tidak hanya membuat di waktu jelang lebaran saja. Setiap hari ia membuat kue ini untuk dititipkan di toko toko seputaran desa Mutih Kulon. Kue kering dahlia ini rasanya enak dan renyah sehingga di suka pembeli.
Selain itu kue ini juga bisa dijadikan oleh oleh untuk keluarga yang tinggal di luar desa. Setiap lebaran banyak warga desa seputaran Mutih Kulon yang pulang kampung di aktu lebaran . Dan pulangnya biasa membawa oleh oleh kue dahlia ini.Memang ada produk lain yang mirip dengan kue dahlia ini namun produk dari desa Mutih Kulon ini tetap di cari pembeli.
“ Untuk kue yang mirip dahlia ini banyak , tetapi rasanya yang dari Mutih Kulon ini khas . Sehingga orang yang merasakan akan tahu asli dari Mutih Kulon atau tidak. Dari sejak dulu resep dari ibu tidak saya kurangi . Ini contohnya yang sudah jadi “, kata Ibu Lutfiana sambil menujukkan kue Dahlia yang sudah di kemas plastic.
Terkait dengan pemasaran kue Dahlia ini Lutfiana menambahkan , tidak dipasarkan sendiri namun dipasarkan oleh para pengepul yang datang ke rumahnya . Biasanya para pengepul sekali ambil dalam jumlah banyak karena dipasarkan kembali ke pasar pasar di area seputaran Demak ,Jepara dan Kudus. Adapun harga sekarang perkilonya berkisar Rp 90 ribu setiap kilogramnya.
Namun ada yang disayangkan dengan produk kue Dahlia buatan ibu Lutfiana ini belum ada cap atau merk . Selain itu juga tidak ada no usaha atau PIRT. Selain itu kemasannya juga masih sederhana plastic polos. Oleh karena itu agar usaha ini berkembang bagus maka perlu adanya pembinaan dari instansi terkait . Utamnya ijin PIRT dan juga cap agar lebih dikenal oleh pembeli tidak hanya lewat pengepul saja.
“ Kalau cap dulu sudah ada tapi ya itu tidak dicap saja sudah laku kok . Dan capnya harus keluar biaya lagi . kalau PIRT memang belum ngurus kalau ada yang nguruskan saya mau. Terus dulu juga pernah bikin kelompok tetapi bubur ditengah jalan “, papar ibu Lutfiana. ( Pak Muin)