Rembang – Meski saat ini sudah era online dan semua pelayanan public mengunakan sistem online. Namun di beberapa tempat masih ada yang menggunakan teknologi manual alias jadul. Salah satunya angutan penumpang di area pertigan Lasem kebaupataen Rembang ini. Masih ada kusir yang menjemput rejeki dengan mengoperasikan dokar yang ditarik kuda.

Di tempat ini masih ada 10 kusir dokar yang menunggu penumpang untuk diantarkan ke tempat tempat seputaran pertigaan Lasem. Selain pedagang dengan membawa barang banyak pula penumpang biasa yang memanfaatkan dokar ini untuk memperlanjar perjalanan mereka. Meskipun ada gram atau gojek mereka masih menggunakan jasa dokar yang ditarik kuda.

Mbah Giman (67) salah satu kusir penarik dokar pada kabarseputarmuria mengatakan , ia menjadi kusir dokar sudah lebih tiga puluh tahun. Ia mangkal di area alon alon Lasem tepatnya di pertigaan depan Masjid Agung Lasem. Di tempat itu selain dia ada beberapa temannya yang juga ikut mengais rejeki dengan mengoperasikan dokar. Dokar dan kuda itu selalu stanby mulai pagi hari sampai sore hari.

“ Kalau ramai sehari bisa bawa pulang Rp 75.000 namun jika sepi ya Rp 50 ribu bersih dapat. Meskipun tidak mengeluarkan bahan bakar seperti mesin namun kuda butuh makanan yang harus di beli agar selalu sehat dan lancar menarik dokar “, kata Mbah Giman.

Menurut mbah Giman mengoperasikan dokar untuk menarik penumpang masih prospektif untuk dijalankan. Orang orang yang usianya lanjut lebih senang naik dokar daripada naik ojek . Sehingga pelanggannya adalah ibu ibu para pedagang pasar . SElain itu juga orang rumahan yang butuh diantar kemana mereka butuh. Selain itu anak-anak sekolah juga ada yang mebutuhkan jasanya. (Muin)