Demak – Hari-hari ini petambak garam yang ada di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak resah karena harga garam yang terus merosot. Akibatnya mereka menanggung kerugian yang cukup besar akibat terus merosotnya harga garam tersebut. Apalagi petambak yang garamnya berkurang karena terkena limpasan air banjir bulan Januari yang lalu.
Keresahan itu tergambar di raut muka mereka yang telah lama menanti naiknya harga garam. Garam di dalam adalah satu-satunya tumpuan terakhir mereka untuk menutup segala kebutuhan harian usai panen garam tahun yang lalu. Namun waktu yang indah yang dinantikan belum datang justru harga garam terus merosot.
“ Usai banjir bulan Pebruari kemarin sudah di tawar oleh pengepul Rp 60 ribu perkwintal dalam gudang. Namun setelah di tunggu lama harga garam anjlok terus. Saat ini di tawar 50 ribu “, kata Haji Kholil (45) petambak garam asal desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak pada FORMAS, Jum’at (7/3).
Hj. Musafikah (39) istri Haji Kholil mengatakan, garam dalam gudang merupakan tabungannya yang sewaktu-waktu dibongkar. Tahun-tahun yang sudah jika musim penghujan tiba harga garam pasti ada kenaikannya meskipun sedikit demi sedikit. Namun tahun ini justru tidak naik malah makin melorot meski mendelati waktu pembuatan garam.
“ Padahal garam itu saya cadangkan untuk membayar biaya sekolah anak-anak dan juga kebutuhan lainnya. Kalau terpaksa meski turun ya terpaksa kita jual karena kebutuhan terus mengejar “, katanya.
Sementara itu itu Ketua Kelompok Usaha Bersama Garam “ Lancar Sejahtera “ Hamdan yang dimintai tanggapannya seputar ambruknya harga garam di Demak. Hamdan yang juga Kepala Desa Kedungmutih mengatakan ambruknya harga garam di Demak imbas dari di keluarkannya garam Madura di pasaran.
“ Salah satu sebab dari turunnya garam di Demak yang saya dengar adalah dikeluarkannya simpanan garam dari Madura. Sehingga pabrik-pabrik garam di Jawa sebelah Timur mengambil garam dari sana “, kata Hamdan.
Padahal dari informasinya yang didapatkan garam di Jawa bagian Barat seperti Brebes , Tegal sampai Cirebon harganya mendekati 1 ribu rupiah setiap kilonya. Namun demikian harga garam di Demak khususnya diatas truk saat ini Rp 50 ribu – 60 ribu tergantung kualitasnya. Seharusnya garam di Demak paling tidak Rp 70 ribu – 80 ribu diatas truk.
“ Ya kita tidak bisa berbuat banyak bagi yang butuh uang memang banyak yang dibongkar gudangnya . Namun bagi petambak yang berani berspekulasi banyak pula yang menahan garamnya menunggu harga garam yang bagus “, kata Hamdan yang juga mengelola Pabrik Garam Iodium merk “Lumba-lumba” dan “ Cumi-Cumi “. (Muin)