Demak – Salah satu usaha yang terdampak oleh covid 19 adalah peternakan itik petelur . Di era pandemic covid 19 ini sejumlah peternak hanya mempertahankan usaha dan tidak menghitung untung dan rugi . Mereka tidak menambah jumlah Itik namun mereka menjalankan jumlah Itik yang ada dengan memberi pakan sehingga bisa menghasilkan telur.

Seperti halnya pak Musrifan warga desa Mutih Kulon kecamatan Wedung ini telah menekuni usaha Ternak Itik ini selama 15 tahun lebih. Dari usaha ternak Itik peletelur ini ia bisa menghidupi keluarganya . Sehingga ia tidak beralih usaha lain meskipun akhir akhir ini usaha ternak Itik petelur ini semakin sulit  atau semakin limit keuntungannya.

Ia saat ini masih mempunyai 400 Itik yang baru saja bertelor , namu  karena hujan yang sedikit mengakibatkan jumlah yang bertelur turun drastic. Jika habis panen dan sawah airnya tinggi Itik bisa mencari pakan padi padi sisa panen atau keong sawah. Sehingga Itik tidak usaha diberi pakan sudah kenyang . Selain itu jumlah Itik yang bertelur juga banyak.

“ Saya disini sudah 10 hari namun makin lama jumlah Itik yang bertelur turun . Kalau normal palimng sedikit separuhnya bertelor kalau ini 400 ekor jumlah yang bertelor  paling tidak 200 tapi saat ini 50 saja sudah lumayan “, aku pak Musrifan pada kabarseputarmuria di area Kandang Kebo desa Gerdu kecamatan Pecangaan.

Oleh karena itu beberap hari ini Itiknya akan diajak jalan jalan ke area persawahan yang habid panen dan banyak airnya. Harapannya pakan di area perawahan itu cukup banyak dan jumlah Itik yang bertelur akan naik. Rencananya Itiknya akan dibawa jalan jalan ke area perswahan Gempol Denok Demak.

“ Meski harus keluar biaya sekitar Rp 400 ribu tapi kita tidak perlu mengeluarkan pakan , kalau disini terus saya bisa tekor karena sehari saja pakannya sudah Rp 200 ribu . Kalau tak bawa jalan jalan kita bisa irit pakan dan Itik yang bertelor jumlahnya akan naik “, tambah Pak Musrifan.

Untuk harga telur saat ini menurut pak Musrifan Rp 1.800 – Rp 2.000 setiap butirnya . Sedangkan itik yang siap bertelor setiap ekornya mulai dari Rp 70 ribu rupiah. Jika jumlah Itik yang bertelor lebih dari 50 persen  usaha beternak Itik petelur ini masih adapat keuntungan. Namun jika kurang pengusaha menanggung rugi. Namun selama beternak itik petelur antara rugi dan untung banyak untungnya.

Sayangnya pak Misrofan belum tergabung dama kelompok tani sehingga ia mengaku belum pernah mendapatkan bantuan . Ke depannya ia akan ,membuat kelompok para peternak Itik di desa yang jumlahnya ada 10 peternak. Ia berharap nantinya bisa mendapatkan binaan dan juga bantuan dari dinas instansi terkait. (Muin)