Jepara – Pandemi covid 19 ini dirasakan semua usaha kecil sebuah pukulan yang telak yang mengurangi penghasilan harian mereka. Untungnya pemerintah Indonesia ada bantuan khusus untuk usaha mikro yang disebut BPUM. Saat ini sudah ada jutaan usaha mikro yang merasakan bantuan ini. Bantuan digulirkan tahun 2020 sebesar Rp 2,4 juta dan 2021 sebesar Rp 1,2 juta jadi total bantuan yang diterima Rp 3,6 juta rupiah.
Salah satu usaha mikro yang merasakan bantuan BPUM ini ada ibu Abidah warga desa Sowan Kidul RT 01 RW 02 kecamatan Kedung . Dia yang mempunyai usaha cilok ini telah menerima bantuan BPUM sebesar Rp 3,6 juta dua tahap tahun 2020 dan 2021. Ia termasuk usaha mikro yang beruntung karena tidak semua usaha mikro di tahun 2020 mendapatkan BPUM di tahun 2021 mendapatkan kembali.
“ Alhamdulillah saya dapat dua kali yang pertama Rp 2,4 juta dan tahap kedua 1,2 juta rupiah . Uangnya bisa untuk tambah modal dan kebutuhan rumah lainnya . Penghasilan turun terus karena civid 19 “, ungkap Abidah yang ditemui kabarseputarmuria di pinggir jalan Sowan Kidul – Tedunan Jum’at (2/7)
Abidah mengatakan usaha ini dijalani sudah tiga tahunan lebih . Awalnya ia hanya menjualkan dagangan orang lain . Namun saat ini ia sudah membuat cilok dan bumbunya sendiri. Cilok terbuat dari tepung aci atau tepung ketela pohon . Ditambah bahan lain seperti tahu dan juga telor,dan daging ayam untuk isiannya. Bahan bahan itu kemudian ia buat sendiri dirumahnya ketrampilan dari belajar orang sunda.
“ Awalnya saya menjualkan dagangan orang Jawa Barat namun setelah berjalan lebih kurang setahun sayapun kemudian belajar pada bos sampai bisa. Setelah bisa membuat sendiri kemudian lepas dari bos namun gerobag ini saya beli dari bos sampai sekarang “, tambah Abidah .
Modal yang dibutuhkan untuk berjualan cilok ini tidak banyak sekitar Rp 100 ribu – Rp 150 ribu rupiah. Bahan bahan cilok semua bisa dibeli di desanya sendiri . Cara membuatnya juga mudah dengan peralatan sederhana ia bisa membuat cilok ini. Setelah semua bahan jadi kemudian ditaruh di gerobag dan dijajakan dipinggir jalan tidak jauh dari rumahnya.
“ Mulai mangkal disini sekitar jam 8 pagi dan sampai habis rata rata jam 4 sore. Dhuhur pulang sebentar untuk makan dan sholat dhuhur. Setelah itu kembali parkir di pinggir jalan untuk menanti pembeli kembali . Alhamdulillah kalau habis dapat uang Rp 300 ribu – 350 kotor , Jika dikurangi bahan baku ya separuhnya bisa jadi keuntungan “, aku Mbah Abidah .
Dari berjualan cilok ini Abidah bisa membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan harian di rumahnya. Suaminya juga penjual makanan keliling dengan naik sepeda motor . Jualan suaminya sistem keliling dari temp[at satu ke tempat yang lain. Sekali lagi ia bersyukur bisa mendapatkan bantuan BPUM dari Kementrian Koperasi sehingga bisa membantu usaha kecilnya. (Muin)