Demak – Petambak garam Demak yang terkonsentrasi di kecamatan Wedung dan tersebar di 10 Desa penghasil garam pada tahun ini turun produksinya juga turun penghasilannya. Selain musim kemarau yang pendek juga harga garam yangb rendah di tingkat petambak garam. Hal itu tersimpul dari Review Kegiatan Daerah Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat kabupaten Demak tahun 2020 di Gudang Garam Nasional desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak.
Kegiatan yang diadakan oleh Dinlutkan kabupaten Demak dihadiri oleh Kepala Dinas Mohamad Fathkurohman dan staf , Sek cam Wedung dan menghadirkan pengurus Koperasi garam , Kepala Desa desa penghasil garam . Pada kesempatan itu juga menghadirkan narasumber Pejabat Kementrian KKP Mohamad Zaki Mahasin ,SPi ,MPi secara online atai Daring.
Kepala Dinas Kalautan dan Perikanan Demak dalam kesempatan itu mengatakan , kegiatan review adalah kegiatan evaluasi program PUGAR selama satu tahun. Oleh karena itu jika ada kekurangan atau belum terlaksananya kegiatan harus dilakukan pembenahan agar program berjalan sesuai dengan yang di rencanakan. Tidak terlaksananya target salah satunya karena musim kemarau yang pendek.
“ Memang salah satu kendala turunnya produksi garam adalah musim kemarau yang pendek . Kita tidak berbuat banyak karena musim. Oleh karena itu kita berharap tahun 2021 produksi garam akan naik dan hargagaram akan bagus dibandingkan tahun ini “, katanya.
Terkait kesejahteraan petambak garam di Demak Mohamad Zaki mengatakan , petambak garam ke depan jangan menjual garam dalam bentuk krosok namun diolah menjadi garam konsumsi beriodium. Dengan menjual garam dalam bentuk garam konsumsi beriodium petambak akan mendapoatkan nilai tambah atau meningkat penghasilan.
“ Sebagai contoh jika garam dijual dalam bentuk krosok harga saat ini paling tuinggi Rp 500 rupiah perkilonya namun jika dijual dalam bentuk garam konsumsi garam beriosium harganya paling murah Rp 1.000 setipa kilogramnya . Berapa keuntungan yang didapatkan oleh petambak “, kata Zaki dihadapan pukluhan petambak garam Demak.
Terkait harga garam yang rendah ditingkat petambak garam karena lokasi tambak garam dari GGN desa Kedungkarang kecamatan Wedung . Tahun 2021 nantinya pemerintah akan memberikan subsidi biaya angkut garam dari lahan ke GGN. Terkait peningkatan kualitas garam fihaknya juga akan membantu petambak agar bisa meningkatkan kualitas garam lewat berbagai bantuan.
Ditempat yang sama Roisul Huda Pengurus Koperasi ROMA Kedungmutih Demak mengatakan , Koperasinya pada tahun 2020 ini telah memproduksi garam kosumsi beriodium dengan bahan baku garam dari anggota. Setelah diolah selanjutnya menjadi garam halus beriodium dengan merk “Arafah”. Garam hasil produksi Koperasi Garam yang dikelolanya itu sudah beredar di beberapa daerah utamanya kabupataen Demak.
“ Ini semua hasil pembinaan dari Dinlutkan juga Diperindagkop kabupataen Demak , selain itu juga binaan langsung dari kedua Kementrian diatas. Namun masih ada kendala karena alat open yang terbatas hasil produksi belum maksimal. Oleh karena itu kami mohon adanya sentuhan bantuan open dari pemerintah agar kami bisa berproduksi lebih banyak lagi dan bisa memenuhi permintaan pasar yang cukup banyak “, pinta Roisul Huda. (Redaksi )