Kulonprogo – Desa Merdeka : Puluhan warga Pedukuhan III Pulo, Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kulonprogo, mendatangi balai desa setempat, Senin (2/12). Mereka mendesak Dukuh Pulo, Sutarno, untuk mudur dari jabatan karena sudah tidak mendapat kepercayaan warga.
Perwakilan warga, Bambang Eko Yulianto mengatakan, warga meminta pengunduran diri Dukuh karena sudah lama tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana mestinya. Di antaranya tidak ada rembug warga bila ada bantuan dari desa dan penarikan dana masyarakat.
“Kalaupun ada, tidak jelas laporannya setelah proyek selesai, bahkan kepanitiaan dalam proyek diabaikan, hanya dimanfaatkan daftar kepengurusannya. Juga tidak ada kejelasan bantuan-bantuan dari desa tiap tahun yang diterima pedukuhan seperti pedukuhan-pedukuhan lainnya,” katanya.
Menurut Bambang, selama ini warga juga kesulitan untuk mendapatkan pelayanan di pedukuhan. Sebab, Dukuh Sutarno sudah tidak berdomisili tetap di Pedukuhan Pulo, tetapi berdomisili di perumahan Serut, Wates sejak 2010. Selain itu, Sutarno juga tidak aktif di kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Tuntutan warga agar Sutarno mundur dipicu persoalan ketidakikutsertaan Pedukuhan Pulo dalam Kirab Budaya Desa Brosot bulan lalu lantaran tidak adanya sosialisasi dan rembug warga dari Dukuh terkait kegiatan itu. Hal ini berakibat dijatuhkannya sanksi oleh Kepala Desa.
Menanggapi tuntutan warga, Kepala Desa Brosot Yuli Purwantoro menyatakan akan menindaklanjuti sesuai ketentuan. Yuli mengungkapkan, pihaknya telah menerima surat pengunduran diri dari Sutarno sebagai Dukuh Pulo terhitung mulai 29 November.
“Akan kami proses secepatnya bersama BPD untuk memberikan SK pemberhentian. Saya minta waktu untuk menyelesaikan ini, sebelum Januari. Karena juga harus menyelesaikan administrasi yang bersangkutan selama ketugasannya satu tahun ini,” katanya.
Terpisah, Sutarno menyatakan tidak tahu mengenai tudingan warga terkait penyimpangan yang dia lakukan. Warga tidak pernah berkomunikasi secara langsung dengannya terkait tudingan tersebut. “Ini kepentingan politik, saya tidak mau memperkeruh suasana, tidak ada benar tidak ada salah,” imbuhnya. (SM)