Demak – Orang kebanyakan jika berdiri di ketinggian pasti mempunyai rasa takut dan juga tubuh bergetar. Namun demikian tidak bagi Khotim warga RT 07 RW 01 desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Pria yang sduah mempunyai cucu ini tidak merasa “dredheg” jika berdiri di ketinggian.

Oleh karena itu kini ia dikenal sebagai manusia laba-laba yang setiap harinya bekerja di ketinggian. Diantara pekerjaan yang dijalani adalah memasaing lampu di puncak masjid. Mengecat plafon-plafon yang tinggi sampai dengan menjadi tenaga kebersihan di ketinggian misalnya mebersihkan kaca-kaca bangunan tinggi.

Kotim yang berperakan kecil ini sering menerima order pengecatan bangunan yang tinggi terutama masjid. Selain itu juga menghaluskan dinding-dinding di banguna tinggi. Dengan bantuan tangga sekedarnya ia berani mengecat di bagian dinding atau plafond yang sulit dilakukan orang.

“ Ya panjat memanjat ini pekerjaan saya sejak kecil. Sehingga banyak orang yang menggunakan jasa saya untuk memasang alat atau mengecat , menghaluskan ,mengkompon dinding bangunan pada bangunan yang tinggi-tinggi “, aku Khotim pada kabarseputarmuria.com

Sehingga tidak mengherankan jika bulan Ramadhan tiba order pekerjaan seperti mengecat masjid mengalir dalam setiap harinya. Tanpa membawa sabuk pengaman ia turun naik di ketinggian. Temannya setiap hari adalah tangga yang tinggi dan tali-tali pengikat tangga supaya tidak bergerak. Dengan kerja sendirian ia mengaku lebih fokus ke pekerjaannya.

Haji Khubbul Ula  pengurus Masjid Jami’ Baitul Makmur mengatakan , setiap membutuhkan tenaga yang mengerjakan bagian di ketinggian ia pasti mengundang pak Khotim. Soalnya tidak semua orang berani mengerjakan kerja ditempat yang tinggi. Selain itu hasil kerja cukup rapi jika dilihat. Misalnya mengecat atau mengkompon dinding.

“ Ketika lampu di kubah masjid mati , tidak ada orang yang berani naik di ke atas untuk menggantinya . Satu-satunya orang yang berani naik hingga ke puncak kubah masjid ya pak khotim . Alatnya cukup sederhana hanya tangga sesaimpainya di bagian kubah ia berjalan seperti cicak merayap satu persatu menaiki bilah-bilah kubah “, kata Haji Hubul . (Muin)