Jepang – Desa Merdeka : Desa dengan hanya memiliki satu persimpangan jalan ini pendudunya berpenghasilan rata-rata per orang 25 juta yen (setara 2,85 miliar rupiah-red). Desa Kawakami di Minamisaku-gun, perfektur Nagano, adalh desa yang dapat ditemukan dengan 3 jam berkereta dari Tokyo dengan biaya satu kali perjalanan 6.290 yen. Saat ini menjadi sorotan banyak warga Jepang karena penghasilan penduduknya sangat tinggi di atas rata-rata penghasilan penduduk desa di Jepang yang sekitar sepuluh jutaan yen, ungkap TBS TV, Selasa (19/11/2013).
Penghasilan utama dari pertanian, terutama selada (lettuce) yang terkenal sangat enak di antara Selada lain yang ada di Jepang. Bahkan beberapa negara sudah mulai pesan dari sana seperti Hongkong dan Taiwan.
Bukan hanya enak sekali, harganya ternyata relatif murah. Paling mahal lettuce dari Fukuoka. Dibandingkan lettuce dari Tokyo, Nagoya, Osaka, selada dari desa ini masih lebih murah.
Penghasilan kedua desa ini adalah dari TV kabel yang memang diperuntukkan bagi desa itu saja. Isinya umumnya mengenai informasi pertanian sehingga mendukung sekali kerja pertanian di sana. Misalnya harga-harga selada di berbagai tempat di Jepang per hari menjadi berapa yen dan sebagainya. Sehingga para petani tersebut dapat bersaing dengan baik, dengan kualitas terbaiknya.
Desa ini menyandarkan kehidupan warganya dari pertanian selada, oleh karennya pada musim dingin mereka tidak tak bisa berproduksi. Saat musim panas mereka gencar memanfaatkan tanah pertaniannya agar produksinya berlimpah, sehingga saat jatuh musim dingin dan salju tiba, banyak dari penduduk bersantai, sampai musim berganti dan dapat bekerja lagi dengan giat di persawahan dan perkebunannya.
Fasilitas yang dimiliki desa adalah perpustakaan buka 24 jam, rumah sakit buka 24 jam, perawatan atau kunjungan dokter ke rumah bagi yang lanjut usia. Lebih menarik lagi, karakter masyarakat desa ini sangat terbuka, menerima baik orang asing yang masuk ke desa itu.
Pemandangan desa sangat cantik, bisa mendaki guning, main golf, barbeque di alam terbuka, berkemah, mancing dan sebagainya. Meskipun demikian mereka tak menyandarkan penghasilan dari pariwisata. Hampir 100 persen dari hasil pertanian terutama selada tersebut.
Bisakah desa di Indonesia seperti ini…? Adalah tantangan bagi bersama. Cukup satu jenis produk pertanian, tetapi yang sangat tinggi kualitas, terjual baik, dan mungkin berpenghasilan seperti desa di jepang ini. (tribun)