Jepara – Ada pepatah lama yang saat ini masih terbukti seribu satu cara mencari rejeki .Memang rejeki harus di cari karena rejeki tidak datang dengan sendirinya.Hal itulah yang dijalani Slamet warga Kendeng Sidi Alit kecamatan Welahan .Dengan sepeda motor tuanya ia keluar dari rumah untuk berburu rejeki dengan mencari telur semut atau bahasa jawanya kroto.

Telor semut itulah selama empat tahun belakangan ini sebagai sumber penghasilannya sehari hari.Sebelum menekuni usaha berburu kroto pak Slamet kerja serabutan.Kadang kerja di bangunan,kadang kerja pertanian kadang juga kerja lainnya. Setelah ketemu pekerjaan yang satu ini setiap hari ia berburu telor semut dari desa satu ke desa lainnya.

Setiap harinya dengan menggunakan sepeda motor ia berkeliling dari desa satu ke desa lain untuk berburu semut.Mulai yang dekat dekat dari desanya sendiri semakin lama semakin menjauh hingga pukuhan kilometer.Alat uang dipergunakan adalah seser besar dengan galah dari bambu yang cukup panjang sekitar lima meter.

” Setiap hari saya keliling kampung mencari sarang semut ,kalau pohon banyak semutnya kita cari sarangnya lalu kita ambil telornya pelan pelan “,kata Slamet yang ditemui kabarseputarmuria di desa Kedung mutih Demak.

Tidak semua pohon ada sarang semutnya ,oleh karena itu ia harus teliti menentukan pohon apa yang akan di serbu.Biasanya yang banyak semutnya adalah pohon yang berasa manis seperti Jambu,Mangga ,Rambutan . Telor semut warnanya putih bersih dan menempel di daun dan bergerombol.

Dari perburuannya sehari berangkat pagi dan pulang sore hari ia bisa mendapatkan kroto rata rata setengah kilogram. Harga kroto saat ini dipasaran sekitar Rp 200 ribu setiap kilogramnya.Sehingga pendapatan rata rata perharinya sekitar Rp 100 ribu.

Meski setiap hari harus berkeliling dari kampung satu ke kampung lain namun pendapatan harian pak Slamet sudah pasti. Kroto hasil perburuan biasanya ia jual ke toko toko pakan burung dan ada juga beberapa pelanggan yang datang ke rumahnya.