PATI, suaramerdeka.com – Para petani garam di Kabupaten Pati benar-benar berada dalam kesulitan lantaran harga garam benar-benar buruk sehingga nasib mereka terpuruk. Saat musim hujan ini semestinya petani menikmati harga tinggi, namun mereka binggung, lantaran yang terjadi justru sebaliknya. Abdul Malik, seorang petani garam di Desa Kertomulyo, Kecamatan Trangkil mengatakan harga sekarang ini berada paling rendah bila dibandingkan dua tahun terakhir, hanya Rp 150 per kilogram.
Para petani resah melihat perkembangan harga garam beberapa waktu terakhir. Dalam beberapa bulan terakhir tidak ada perbaikan harga, bahkan terus menurun hingga titik nadir, Rp 150 hingga Rp 200 per kilogram. Padahal harga normal pada kisaran Rp 800 per kilogram. ‘’Sudah dua tahun ini, harga tidak bisa naik. Pasti rugi, karena pada saat panen saja, kita harus melansir dari tambak ke rumah untuk ditimbun,’’ kata Malik yang mengaku bingung dengan perkembangan harga tidak seperti biasanya.
Menurut dia, seharusnya pada musim penghujan seperti sekarang ini harga garam justru membaik,lantaran stok berkurang. Proses produksi garam akan sulit dilakukan sehingga bisa memicu peningkatan harga garam. Namun yang terjadi tidak demikian. Sekarang ini harga justru benar-benar jatuh. ‘’Biasanya pada bulan Januari- Februari harga akan mencapai jaya-jayanya. Tapi sampai sekarang harga malah terpuruk,’’ katanya.
Sementara untuk garam Kristal saat ini harga jualnya juga hanya berkisar antara Rp 250 hingga Rp 300 kilogram. Dengan harga seperti itu petani dibayang-bayangi sulitnya mendapatkan keuntungan. Padahal biaya operasional bertambah terutama saat panen.
‘’Saya terpaksa menjual garam ini dengan harga murah tersebut. Terlebih saat kondisi ekonomi keluarga memang tengah membutuhkan. Terutama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,’’ katanya.
Petani berharap pemerintah maupun dinas terkait bisa mencarikan solusi terhadap permasalahan garam tersebut. Terlebih kondisi harga terpuruk ini sudah berlangsung dua tahun ini. ‘’Kami sebagai rakyat kecil berharap, semoga pemerintah bisa menolong kami agar harga garam kembali normal,’’ ujarnya.
(Beni Dewa/CN26/SM Network