Jepara –  Bekerja adalah menjemput rezeki , orang hidup butuh uang untuk hidup dan hidup jangan menyusahkan orang lain. Itulah yang sekarang di jalani Mbah Tasmi warga desa Sowan Lor yang kini berusia delapan puluh tahun. Meski usianya sudah lanjut namun simbah dengan duapuluh lima cucu ini tetap rajin bekerja.

Setiap harinya ia berjualan kacang dan pisang di pasar desa Kedungmutih kecamatan Wedung. Bersama sama dengan beberapa tetangganya sehabis subuh ia  naik angkot membawa dagangannya ke pasar . Jarak rumah dan pasar kurang lebih sepuluh kilometer.

“ Ya lha wong badan saya sehat mengapa tak saya gunakan untuk berjualan. Toh berjualannya naik angkot dan bersama teman teman . Habis shalat subuh saya siap siap “, kata Mbah Tasmi yang mengaku punya putra putrid sebanyak lima .

Mbah Tasmi mengaku ia berjualan sudah sejak muda. Dulunya ia berjualan di pasar Wedung yang jarak dari rumahnya sekitar dua puluh kilometer. Jaman dahulu belum ada kendaraan seperti saat ini. Ia bersama teman-temannya berjalan kaki menuju ke pasar Wedung.

Ketika berkeluarga pekerjaan sebagai pedagangpun terus ia jalani bersama suaminya. Ketika itu tidak berjalan lagi namun menggunakan sepeda. Setiap pagi ia membawa dagangannya dari Sowan Lor ke pasar Wedung. Kulakannya di pasar Pecangaan Jepara.

Ketika suaminya sudah meninggal pekerjaan berjualan terus ia lanjutkan. Dulunya di pasar Wedung namun ia berpindah ke pasar Kedungmutih yang lebih dekat dengan rumahnya. Hingga usianya menginjan delapan puluh tahun kegiatan berjualan terus ia lanjutkan sampai sekarang.

Saat ini ia berjualan kacang goreng , kacang asin dan pisang. Dagangan itu ia beli di pasar Pecangaan usai berjualan. Setiap hari kini ia membawa dagangan sekitar sepuluh sampai dua belas kilogram kacang. Selain itu Ia membawa beberapa tundun pisang.

Untuk kacangnya ia jual satu plastiknya enam ribu rupiah sedangkan pisangnya tergantung besar kecilnya. Penjualan kacang dan pisang mbah Tasmah pertama kali di pasar Baru Desa Kedungmutih .Namun ketika agak siangan simbah Tasnah kemudian keluar dari pasar untuk keliling desa kedungmutih menjual kacag atau pisang yang tersisa sampai habis.

“ Ya mestiny anak anak dan cucu cucu suruh saya berhenti berjualan . Namun saya yang maksa berjualan di rumah sepi tidak ada kegiatan ya enakan jualan seperti ini bisa ngasih jajan cucu cucu “, kata simbah Tasmi menutup sua.