Jepara – Kemarau tahun ini panasnya sungguh luar biasa , lebih enam bulan tiada turun hujan. Bahkan setelah hujan turun panas kembali din rasakan. Hal inilah yang membuat hasil garam di Jepara berlimpah ruah. Saat ini semua gudang petambak garam sudah dipenuhi garam bahkan gudangnya ada yang beranak di kanan kirinya.

Sokhib Ketua Koperasi Mina Barokah Surodadi yang beranggotakan petambak garam mengatakan, tahun ini panasnya luar biasa dibandingkan tahun yang lalu. Sehingga hasil garam di Jepara tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun yang lalu. Stok garam di Jepara melebihi batas kebutuhan .

“ Tahun ini hasil garam sungguh luar biasa sebagai contoh Tambak Pak Ali luasnya sekitar 2 hektar saat ini sudah memanen 4.000 keranjang dengan isi 80 Kg . Kalau dihitung perhektar kurang lebih 160 Ton padahal kalau musim biasa paling banter 100 Ton “, kata Sokhib Senin (26/11) .

Dengan hasil yang melimpah berimbas pada turunnya harga garam yang cukup signifikan. Awal panen harga garam masih di kisaran Rp 45-60 ribu setiap kwintalnya di lahan. Namun pada akhir masa panen ini harga perkwintalnya berkisar Rp 15 ribu – 20 ribu dilahan.

“ Itu harga didalam lahan , jika dikirim ke luar kota hitungannya diatas truk harga di lahan ditambah ongkos kirim dari lahan ke jalan lalu ditambah ongkos naik truk . Harganya tidak sama tergantung jarak lahan dengan jalan raya. Untuk ongkos angkut ya mulai Rp 10 ribu-20 perkwintalnya “, tambah Sokhib.

Ditanya untung dan ruginya untuk petambak garam Sokhib mengatakan jika harga tahun ini sebagai patokan banyak petambak garam mengalami kerugian . Untuk mengatasi kerugian para petambak garam ia memberikan solusi dengan cara menyimpan garam di dalam gudang. Dengan harapan jika musim penghujan tiba dipastikn ada kenaikan harga.

“ Meski saya perkirakan kenaikan harga tidak besar namun musim penghujan pasti ada kenaikan. Kalau dijual semua dengan harga saat ini saya perkirakan petambak akan rugi kalau tidak ya impas tanpa keuntungan”, kata Sokhib . (Muin)