Demak – Bagi Musripan warga dukuh Kemantren desa Mutih Kulon kecamatan Wedung ternak itik petelur merupakan pekerjaan pokok yang kini dijalani dengan istrinya Solehah. Dengan memanfaatkan tanggul dibelakang kampung ia membuat kandang itik. Jumlah itik yang dipelihara sekitar 400 an yang setiap hari dirawatnya agar bertelur dengan rutin.
“Alhamdulillah dari 400 itik ini hasil telurnya 300 – 350. Dari hatil telur ini kita jual untuk membeli pakan dan sisanya untuk kebutuhan harian rumah tangga”, kata pak Musripan pada kabarseputarmuria
Beternak itik petelur jika ditekuni dengan baik bisa menghidupi keluarga. Sehingga bagi siapapun yang belum punya pekerjaan bisa menekuni usaha ini atau bisa dijadikan sebagai pekerjaan sampingan. Jika untuk pekerjaan sampingan jumlah itik yang dipelihara tidak terbatas jumlahnya. Namun jika pekerjaan pokok ada jumlah minimum yang harus dipelihara.
” Kalau untuk sampingan jumlah berapapun masuk, tetapi jika pekerjaan pokok paling tidak ya 400an. Dengan jumlah itu hasil penjualan telor dikurangi pakan ada kelebihan yang cukup lumayan”, tambah Musripan.
Pak Musripan menambahkan untuk itik sejumlah 400 misalnya rata rata telur yang dihasilkan sejumlah 350 butir dengan harga telor perbutir Rp 1.800 – 2.000. Maka uang dari penjualan telor sekitar Rp 650-700 ribu dan pakannya tergantung harga belinya jika pakan murah ya untungnya banyak jika mahal juga dikit hasilnya.
Jika dihitung modal untuk beternak itik petelur seperti dirinya cukup besar selain modal beli itik siap bertelor, bikin kandang dan juga pakannya. Setidaknya butuh modal sekitar 30-35 jutaan. Oleh karena itu ia pinjam sanr sini dan dicicil dari hasil penjualan telor itknya. Musripan berharap ada bantuan dari pemerintah agar usaha ternak itiknya lebih berkembang lagi.(Muin)