Demak – Bagi Ahmad Dalhari ( 58 )perangkat desa Mutih kulon kecamatan Wedung bertani adalah kesibukannya sehari hari selain mengurusi tugas di desa. Oleh karena ketika petani butuh air Ia juga merasakan kesulitan para petani.Begitu juga ketika petani panen dengan hasil yang bagus ia juga turut gembira . jika musim tanam padi sebelum ke kantor desa ia menyempatkan diri menyambangi sawahnya melihat kondisi tanaman padi.

“ Saya sejak pertama kali diangkat jadi perangkat desa tahun 1988 saya menggarap sawah meski tidak semua bagian bengkok saya. Ada beberapa bau yang saya jual garap atau sewakan pada orang lain ‘, kata Dalhari yang di temui kabarseputarmuria di sawah bengkoknya.

Menurut Dalhari bertani merupakan pekerjaan pokok warga desanya,dan hasil pertanian padi ini bisa menghidupi warganya. Jika tanaman padi padi kondisinya bagus sampai panen dan harga gabah normal , Hasil dari bertani padi ini bisa mengembalikan biaya opersional tanam padi ada kelebihan untuk mencukupi kebutuhn harian dan kebutuhan insiden lainnya.

“ Selama saya bertani hasil bertani masih layak untuk menghidupi keluarga , disini bisa panen dua kali . Selama ini gagl panen tidak setiap tahunnya. Rata rata kegagalan panen disini disebabkan kurang air pada MT II . Seperti bulan Juli ini petani Mutih Kulon masih was was karena air masih cukup atu tidak sampai panen dua bulan nanti “, tambah Ahmad Dalhari.

Bertani memang banyak resikonya namun karena sudah pekerjaan pokok selain perangkat desa apapun resikonya memang ia jalani. Ia mengajak kepada teman sesama perangkat desa yang mempunyai bengkok garapan agar tidak menyewakan seluruh bengkoknya. Sehingga mereka tahu kesusahan dan kegembiraan sebagai petani. Selain itu juga bisa melihat dari dekat sarana dan prasarana pertanian di desanya.

“ Kalau saya sih setiap tahun menggarap sawah apapun  hasilnya saya syukuri , namun ada beberapa teman perangkat desa yang tidak pernah menggarap sawahnya . Bengkoknya disewakan terus dan ia hanya terima uang saja ‘,papar Dalhri. (Muin)